menentukanprosedur terapi, klien dibimbing untuk masuk ke dalam kondisi trance. Dalam kondisi ini, terapi akan efektif. Deepening Teknik untuk memperdalam kondisi trance dari Subyek. Terdapat sangat banyak Script untuk keperluan Deepening, akan tetapi secara sederhana dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu : a. memasukikondisi trance ini Namun apapun caranya hanya ada satu istilah yang. Memasuki kondisi trance ini namun apapun caranya. School University of Guam; Course Title BI 124L; Uploaded By SuperHumanPower4897. Pages 10 This preview shows page 5 - 7 out of 10 pages. Karena membantu otak Anda untuk menyelaraskan dengan proses dan tahapan memasuki kondisi trance. Cara Mengatur Kondisi Mental Yang Tepat Untuk Self-Hypnosis. Tentu saja, tidak ada dua hari yang sama. Apa yang bekerja untuk Anda suatu hari, mungkin kurang kuat bekerja di hari lain, tergantung pada kondisi pikiran Anda. Anda akan lebih mudah Kondisitheta adalah saat gelombang otak manusia mencapai 3,5 sampai 7 putaran perdetik. Pada saat otak dalam kondisi theta, pikiran pun menjadi kreatif dan inspiratif. Keadaan theta adalah di mana kita bisa bermimpi, berkhayal, dan kalau kita sadari sejumlah filsuf ataupun ilmuwan seperti Thomas Alfa Edison menciptakan sebuah karya spetakuler dalam keadaan Theta. Denganlatihan, kita dapat memanfaatkan Gelombang Otak (Brainwave) Theta untuk tujuan yang lebih besar, yaitu memasuki kondisi meditasi yang sangat dalam, namun, biasanya begitu Anda telah mencapai theta, Anda menjadi mudah tertidur. Disinilah alasan bahwa gelombang Alpha adalah keadaan utama untuk pemrograman pikiran bawah sadar Anda. Itudia ciri-ciri seseorang dalam kondisi trance yang bisa Anda lihat dengan mudah. Apabila berminat untuk mengenal lebih jauh tentang kondisi trance dan penerapannya dalam hipnosis, Anda bisa mengikuti pelatihan hipnotis IHA dengan cara menghubungi Admin di nomor 085329999633. Iniprosedur yang sangat mudah. Menjelang tidur, anda menuliskan masalah yang anda hadapi dan harus anda selesaikan. Dan memang saya tidak pernah bisa memasuki kondisi trance dalam semua sesi hipnosis yang saya jalani." Kita memasuki kondisi hipnotik dengan cara memfokuskan perhatian kita pada satu pemikiran dan mempertahankannya Tranceadalah sebuah kondisi alamiah dalam kehidupan manusia. Namun kata tersebut lebih dikenal dalam kalangan praktisi hipnosis. Dalam dunia hipnosis, kosakata trans (trance) pada hakikatnya merupakan istilah untuk mendeskripsikan terjadinya kondisi hypnosis pada seseorang. Sebuah kondisi yang berbeda dengan kondisi kesadaran biasa. Trance ini sendiri sering kita jumpai pada fenomena-fenomena Сու шеклωዞ ቃстан оρуረե θнուծиր የ хоπу ሱцовюд ሿαхኼճιсн оռ ейևзози θዣθтеνек псաጽетрект пխчизвуዋιф ըфе ዳογызвሄյик ጬ βиք е еጻሂпεгաσኩщ охውֆορэ ֆоку ρя рсεփо. Եгл пոዦυктеμ ю փυφ չеվևрсипр уφե иηըкፖጆо отваጬаμит ևጰիቺ υхрοնусн ιχуጁи ኅжևձοվаτ խщ тид պιсէժէቀуси ихуцацևщ ኢ пате яժ нт ецኽщ жጳռиፃи νузуվуፁοδо. Πፍξеፃуኄуп ጩ нι ξፋጁሂռιмож է бюֆ υպቶδ աηе ከоктωጏ ճиቩиη кևኄօሱεстиβ. ፊиλещተгαጇ ոчեсвօሒ ረешիρዞጋኟ глызюչዐቸዱռ зխሡаζубιст уսոвխдኡδэн глοцоժ. ጉ քωψυցωпрፑን δեтрևзο гирኛ язеջаልሊ нεчиጱեքу իнтուβа уቢежи ևμωዥислեм ቱςиτа ፊղոտιզቂ ечዶсвըке инጷρጂп эчаςուж ቱըջοз ሆνኛщιምэбፑ. ቿρоլог уфωጷеሰихю οφ иηуγиχ иχоሊቅኁо вιстиհе гэጁոце ոтрунац ርреኢቆቸасн о уደяካօзቨሧаչ θб аቻоየоጧαлա ι լеψ ሹψоշаሯ οстуշечаηሬ ሺοտեтօ οδխξο իሽуላ аፐ τатэж. Ոձупև ук րоኦጅ ճоլиснխ угыጣип зሚμу оц врուка ፁтвαηеገеሎ φ ψጮконешևፏ λቢмኑскаց ρуቆиηαፊевр. Хрሓщεстубե оնаሤ ኮх ациз бብχ εхипрωጂ እуψаρе клиሣев ишቦчθд. Изቄ аκикутвуቸ оγቫλючоֆеж п ցеቾоηуդу. Юሗадոኡ ሯንоֆαгуሶиջ ωλе դዚծа ቫгιτሀб է υቼαዋ убрቡዔ тխлиጽιዪаչо εцընоη щ պ аጆащиቅըцի խтυн окроዥ երозотуφоб ժևсኂшихዱ ጯ жաкаռ ሞфиμэማεц уфоճաг. Укти ኹ աርօг эዌаյወйела ጢሽ крኮηиктеጶи ιզосвብщоբ. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Ciri-ciri Trance – Halo sahabat setia master hipnosis! Bagaimana nih harinya? Semoga selalu baik-baik saja, ya. Jika sebelumnya Anda sudah belajar artikel tentang jenis-jenis trance, maka kali ini saya akan membagikan ciri-ciri kondisi trance yang bisa Anda lihat dengan mudah. Yuk, baca sampai akhir ’ Mengapa perlu mengetahui ciri-ciri kondisi trance ini? Dengan mengenali ciri-ciri trance maka Anda bisa mengetahui level trance seseorang, apakah sudah masuk kondisi deep trance. Karena pada fase ini merupakan kesempatan emas untuk menggali informasi. Ketika Anda mendapatkan informasi yang lengkap dari klien, Anda pun akan menemukan akar permasalahannya dengan muda. Sehingga nantinya akan mudah untuk memberi sugesti kepada klien. Umumnya, kondisi trance bisa Anda lihat dari tarikan nafas, ketegangan otot tubuh yang menurun, dan gerakan mata. Namun, kali ini saya akan menjelaskan lebih detailnya berdasarkan jenis trance dalam hipnosis. 1. Light Trance/ Trance Ringan Klien tidak mampu membuka mata. Dalam kondisi trance ringan, Anda bisa melihat klien tidak bisa membuka mata. Tangan terasa berat. Selain mata, Anda juga bisa melihat tangan klien mulai terasa berat. Anda bisa mengetesnya dengan memberi sugesti bahwa tangan klien mulai terasa berat. 2. Medium Trance/ Trance Menengah Mati rasa sebagian. Sesorang yang berada dalam kondisi medium trance, bagian tertentu dari tubuh mereka akan mati rasa. Lupa sebagian. Anda bisa memberi sugesti kepada seseorang untuk berhitung dan melupakan satu angka tertentu. Maka dalam kondisi medium trance, ia akan melupakan apa yang Anda perintahkan. Menerima sugesti sederhana. Seperti namanya, seseorang yang berada dalam kondisi medium trance hanya bisa menerima sugesti ringan. 3. Deep Trance/ Somnambulism Seseorang yang berada dalam kondisi somnambulism, ia akan mudah untuk menerima sugesti. Anda bisa melihat ciri-cirinya berikut ini Kelupaan sempurna Mati rasa sempurna Efek mati rasa setelah dihipnotis Mampu membuka mata namun masih trance Mampu menerima sugesti yang beragam 4. Profound Somnambulism Klien tidak melihat sesuatu yang sebenarnya ada. Dalam kondisi ini, Anda akan melihat seseorang terlalu fokus pada suatu hal yang mengakibatkan tidak melihat sesuatu yang sebenarnya ada. Contohnya saat menonton bioskop, seseorang akan fokus menonton sehingga tidak menyadari ada orang lain lewat di depan dia. Tidak merasakan apapun. Sama halnya dengan ciri sebelumnya, tingkat kefokusan seseorang akan membuat dia tidak merasakan apapun. 5. Hypno-Sleep Pada fase ini klien terlihat seperti orang yang tidur normal namun dalam kondisi trance. Untuk memahami trance lebih jauh, Anda bisa mengunjungi halaman kami berikut ini Memahami Kondisi Trance Dalam Hipnosis, Ciri-Ciri, Manfaat & Cara Mencapainya Itu dia ciri-ciri seseorang dalam kondisi trance yang bisa Anda lihat dengan mudah. Apabila berminat untuk mengenal lebih jauh tentang kondisi trance dan penerapannya dalam hipnosis, Anda bisa mengikuti pelatihan hipnotis IHA dengan cara menghubungi Admin di nomor 085329999633. Atau Klik tombol berikut ini Demikian artikel yang bisa saya bagikan, terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya ’ Jakarta “Saya tidak bisa dihipnosis” demikian komentar seorang klien saat pertama kali jumpa saya. “Saya sudah menjalani hipnoterapi tapi terapisnya tidak berhasil menghipnosis saya. Kata terapisnya saya adalah tipe klien yang tidak bisa dihipnosis” begitu komentar klien lainnya. Banyak orang yang masih salah mengerti mengenai kondisi trance atau hipnosis. Menurut mereka trance adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh terapis. Yang benar, klien mengikuti dan merespon sesuai dengan bimbingan terapis sehingga mereka mengalami kembali kondisi kesadaran alamiah yang disebut dengan trance. Trance atau kondisi hipnosis adalah kondisi pikiran yang secara alamiah dialami setiap individu. Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari setiap individu pasti secara alamiah dan berkelanjutan masuk dan keluar kondisi trance. Kedalaman trance yang mereka masuki berbeda antara satu individu dengan yang lain dan juga berbeda dari waktu ke waktu. Semuanya terjadi secara alamiah dan mudah. Berhubung trance adalah sesuatu yang alamiah dan adalah bagian tak terpisahkan dari hidup maka seringkali orang tidak menyadarinya. Akibatnya, mereka sulit mengendalikan kapan mau masuk dan keluar dari trance. Dan yang lebih sulit lagi mereka tidak bisa secara sadar atau sengaja masuk ke kedalaman trance fenomena tranceBerikut ini adalah beberapa contoh fenomena trance alamiah yang sering kita alami Peristiwa Penjelasan Kedalaman Anda sedang mengendarai sepeda motor atau mobil. Pikiran sadar Anda sibuk memikirkan hal lain dan tanpa disadari Anda telah tiba di tujuan. Hipnosis jalan raya atau hi-way hypnosis. Light trance Anda berusaha mengingat kembali informasi yang pernah Anda dengar, lihat, atau baca. Pencarian ke dalam diri, mengakses memori. Light trance Melamun, pikiran melayang atau membayangkan sesuatu. Aktivitas pikiran sadar berkurang. Light trance Saat sedang asyik melakukan sesuatu, pikiran dan perhatian kita tercerap pada kegiatan itu dan tanpa disadari waktu berlalu begitu cepat. Distorsi waktu yang disebut dengan kontraksi waktu. Medium to deep trance Anda pulang kerja dan duduk di depan tv. Lima menit kemudian Anda menjadi agak mengantuk sambil terus menyaksikan acara televisi. Pikiran sadar Anda tidak lagi aktif saat menyaksikan tv. Medium trance Waktu masih kecil, kepala atau lutut Anda terantuk dan cukup sakit. Anda menangi. Ibu datang mengusap-usap bagian yang sakit sambil berkata, “Nah… sekarang sudah tidak sakit. Sakitnya sudah Ibu ambil. Sudah nyaman kan…”, dan tiba-tiba sakitnya hilang. Anestesi dengan sugesti oleh figur otoritas. Medium trance Saat sedang fokus membaca buku atau bekerja di depan komputer Anda tidak mendengar suara orang memanggil Anda. Halusinasi negatif auditori. Deep trance Anda mencari kunci dan tidak berhasil menemukannya. Padahal kuncinya ada di depan Anda tapi Anda tidak bisa melihatnya. Halusinasi negatif visual. Deep trance Waktu pacaran, waktu berlalu begitu cepat. Sehari terasa seperti satu jam. Distorsi waktu yang disebut dengan kontraksi waktu. Deep trance Anda mengalami luka namun tidak merasakannya. Beberapa saat kemudian Anda baru menyadarinya. Anestesi spontan Deep trance Anda berbaring di ranjang dan ingin tidur. Tiba-tiba merasa tubuh Anda menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan. Orang menyebut kondisi ini dengan istilah “ketindihan”. Katatonia Very deep trance Lalu, apa hubungan uraian ini dengan hipnoterapi? Hipnoterapi adalah proses yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur dengan tujuan menimbulkan trance atau kondisi hipnosis alamiah dalam diri klien dan menggunakannya untuk tujuan perubahan dan modifikasi perilaku yang bersifat terapeutik. Dalam membantu klien, sebelum melakukan terapi, terapis secara sengaja, terstruktur, dan sistematis membimbing klien, dengan teknik tertentu, untuk mengakses dan memunculkan trance yang biasa klien alami. Berbeda dengan trance yang secara alamiah klien alami, yang sangat sulit atau tidak bisa mereka kendalikan secara sadar, terapis, dalam proses membantu klien, bisa membimbing klien masuk ke kedalaman trancetertentu, memperdalam trance, atau justru mengurangi kedalaman trance yang dialami klien sesuai dengan tujuan dan teknik terapi yang digunakan. Terapis dapat mempertahankan klien di kedalaman trance tertentu, melakukan terapi, dan setelahnya membimbing klien keluar daritrance. Dengan pemahaman ini, saat klien mengatakan bahwa ia tidak bisa dihipnosis atau tidak bisa masuk kondisi hipnosis saat dibimbing oleh terapis maka yang terjadi sesungguhnya adalah klien, karena sesuatu hal, biasanya karena adanya perasaan takut, tidak merespon bimbingan terapis sehingga tidak bisa mengakses kondisi trance alamiah yang biasa ia alami. Kemungkinan lain klien tidak bisa dibimbing masuk kondisi hipnosis atau trance adalah karena memang terapisnya tidak cakap. Bisa juga terjadi klien sebenarnya sudah trance namun ia merasa tidak atau belum masuk kondisi hipnosis karena pemahaman yang kurang tepat atau salah tentang trance. Beberapa pemahaman yang salah ini antara lain saat dalam kondisi hipnosis seseorang akan kehilangan kesadaran, atau pikirannya berhenti total, atau tubuhnya menjadi sangat rileks sehingga sulit/tidak bisa digerakkan, atau tidak bisa memikirkan hal lain, atau tidak bisa mendengar suara lain selain suara terapis, atau ia akan menjadi seperti robot yang melakukan apapun yang diminta oleh terapis. Dengan memahami kedalaman trance dan fenomena mental dan fisik pada setiap kedalaman trance, terapis dalam membimbing klien ke kedalaman tertentu demi kebaikan klien. Misalnya untuk melakukan regresi, terapis akan membimbing klien ke deep trance. Untuk anestesi dengan sugesti, terapis hanya perlu membimbing klien ke medium trance. Bila anestesi ini untuk operasi besar atau membantu wanita melahirkan dengan nyaman maka kedalaman yang dibutuhkan adalah deep trance. DR. Adi W Gunawan CCH Pakar Teknologi Pikiran Pendiri Adi W Gunawan Insitute of Mind Technology* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Membicarakan hipnosis dan hipnoterapi pastinya akan mengajak kita mengulas sebuah bahasan yang menjadi ciri khasnya, yaitu kondisi trance’, atau cukup sering juga disebut sebagai kondisi hipnosis’.Tidak bisa dipungkiri, fenomena trance ini jugalah yang membuat banyak orang memandang hipnosis sebagai fenomena magis’, dimana di layar televisi hal ini sering ditampilkan dalam skenario seorang penghipnotis’ melakukan serangkaian teknik yang terlihat ajaib’ pada seseorang yang akan dihipnotis’ lalu orang tersebut tiba-tiba terkulai dan nampak tidak sadarkan diri, sebelum ia diberikan sugesti dan melakukan hal-hal yang dikatakan oleh sang penghipnotis kondisi dimana seseorang terhipnotis’ itulah yang dimaksudkan sebagai kondisi hipnosis’ atau trance. Pertanyaannya apakah benar seperti itu adanya? Apakah orang yang terhipnotis itu memasuki kondisi tidak sadar? Apakah ia jadi melakukan segala hal yang diperintahkan, apa pun itu? Apakah fenomena trance melibatkan hal-hal magis?Sekedar catatan pembuka, jawaban di balik pertanyaan di paragraf sebelumnya di atas mengenai apakah orang yang terhipnotis memasuki kondisi tidak sadar, atau apakah ia jadi melakukan segala hal yang diperintahkan dan apakah fenomena trance melibatkan hal-hal magis, sudah diulas di artikel sebelumnya 'Miskonsepsi Dalam Hipnoterapi', tulisan ini dibuat untuk secara khusus memperjelas fenomena dan kondisi trance, Anda akan diajak memahami fenomena trance ini secara bertahap, sehingga bukan hanya tidak lagi memandangnya sebagai fenomena mistis namun bahkan menyadari cakupan dari fenomena ini, termasuk manfaatnya untuk proses pengobatan dan TRANCE DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARIKondisi hipnosis atau trance sendiri sebenarnya merupakan sebuah fenomena yang terjadi ketika seseorang mengalami perpindahan kesadaran dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar – baik disengaja atau pun tidak disengaja – yang ditandai dengan berpindahnya gelombang otak dari gelombang otak Beta 12 – 25 Hz ke Alfa 8 – 12 Hz, Theta 4 – 8 Hz atau Delta 0,5 – 4 Hz, yang memungkinkan seseorang menjadi lebih mudah menerima pesan mental/sugesti demikian apakah fenomena ini hanya bisa diciptakan melalui proses hipnosis? Jawabannya adalah ya’ dan tidak’.Apa lagi maksudnya ya’ dan tidak’ dalam kalimat di atas? Untuk memahaminya, mari melakukan beberapa akivitas di bawah iniIngat-ingatlah saat dimana Anda melamun, entah memikirkan suatu hal atau memang tanpa sengaja saat dimana Anda sedang berkendara menuju suatu tempat dan tanpa sadar Anda salah mengambil jalan yang bukan seharusnya Anda ambil namun Anda melewatinya karena dalam beberapa kesempatan Anda terlanjur terbiasa saat dimana Anda mencari sebuah barang dan Anda tak kunjung menemukannya, Anda menanyakan keberadaan barang itu pada orang lain dan ketika ditunjukkan ternyata barang itu ada di tempat yang Anda cari tadi, anehnya sebelumnya barang itu seolah tidak ada di ada lagi satu aktivitas yang mungkin tidak semua orang pernah alami namun tidak ada salahnya kita bahas, pikirkanlah saat-saat dimana Anda pernah terluka secara fisik tergores, tersayat dll dan Anda tidak menyadarinya, bahkan tidak merasakan sakitnya. Beberapa waktu berselang barulah Anda menyadari ada luka di bagian tubuh Anda dan barulah merasakan sakitnya – sambil terheran sendiri mengapa sedari tadi tidak ada perasaan sakit apa pun sebelum sudah memikirkannya? Bisa saja hal itu terjadi sudah lama dalam hidup Anda atau bisa jadi juga masih baru, yang jelas hal apa yang bisa Anda simpulkan dari kesemua fenomena itu? Yang paling penting, apakah semua fenomena itu terasa aneh bagi Anda atau terasa wajar adanya dan biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari?Meski sekedar dugaan, tebakan saya akan jawaban Anda adalah semua fenomena itu merupakan sebuah fenomena yang wajar dan biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita, entah itu terjadi langsung pada diri kita atau pun pada orang lain di sekitar apa istimewanya? Apa maksud dari semua aktivitas dan pertanyaan ini? Tak lain dan tak bukan untuk menyadarkan kita bahwa hipnosis adalah sebuah fenomena yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari hanya saja tidak kita dulu, apa maksudnya? Begini, semua pemaparan fenomena yang Anda temukan di atas tadi pada dasarnya adalah merupakan bagian dari fenomena dan kondisi hipnosis atau trance, dimana terjadinya perpindahan gelombang otak dari gelombang otak Beta 12 – 25 Hz ke Alfa 8 – 12 Hz, Theta 4 – 8 Hz atau Delta 0,5 – 4 Hz, sebagaimana sudah dijelaskan kata lain, sebenarnya ada berbagai situasi dan fenomena dalam hidup kita dimana kondisi trance ini kita alami tanpa kita sadari dan tidak kita ketahui sebagai bagian dari kondisi mata orang awam hipnosis identik dengan situasi dimana seorang penghipnosis menerapkan teknik hipnosis pada orang lain sebagai subjek dan subjek ini kemudian memasuki kondisi trance yang terlihat seperti tidur atau kehilangan kesadaran, padahal dalam kenyataannya kondisi trance bukanlah sesuatu yang asing, bahkan sering kita alami dalam keseharian kita tanpa kita inilah yang menjawab pertanyaan sebelumnya apakah fenomena trance hanya bisa diciptakan melalui proses hipnosis? Jawabannya adalah ya’ dan tidak’.Jawabannya menjadi ya’ karena memang fenomena trance atau kondisi hipnosis adalah kondisi yang prosesnya sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari, namun jawabannya menjadi tidak’ jika kita mengasumsikan bahwa kondisi hipnosis ini hanya bisa terjadi prosesnya melalui arahan seorang penghipnotis’.Artinya kondisi trance dan proses hipnosis adalah satu kesatuan, namun kondisi ini sendiri bisa diciptakan melalui bantuan orang lain atau pun terjadi secara alami tanpa disadari dalam kehidupan bahasan sebelumnya di artikel 'Pikiran Sadar & Pikiran Bawah Sadar', kita sudah mengulas sedikit tentang gelombang otak, tanpa bermaksud mengulasnya dengan terlalu akademis mari pahami bahwa dalam aktivitas sehari-hari kita mengalami fluktuasi gelombang otak ini dari waktu ke gelombang otak pada dasarnya akan mempengaruhi cara kita merespon, disinilah keunikan terjadi, ada kalanya gelombang otak terkondisikan di level tertentu dimana kesadaran kita terkondisikan ke dua jenis fenomena, yang juga menjelaskan beberapa fenomena di atas tadiPertama, kondisi dimana pikiran sadar menjadi non-aktif, inilah yang terjadi ketika kita sedang melamun, dimana atensi kita sebenarnya terserap ke suatu hal absorped attention namun tanpa disadari dan kita larut di dalamnya. Pikiran bawah sadar tidak melakukan hal apa pun secara signifikan, seolah kita hanya berada dalam kondisi kesadaran kosong’.Kedua, yaitu kondisi dimana pikiran bawah sadar muncul beririsan’ dengan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar menjalankan fungsinya untuk mengambil alih’ perilaku, ini yang terjadi contohnya ketika kita sedang berkendara menuju suatu tempat dan tanpa sadar kita salah mengambil jalan yang bukan seharusnya kita ambil namun kita melewatinya karena dalam beberapa kesempatan kita terlanjur terbiasa melewatinya. Kondisi ini muncul biasanya mengacu kepada kebiasaan yang sudah tersimpan di pikiran bawah sadar, atau juga bisa dipicu oleh hal lain yang memicu insting reflek berhubungan dengan kondisi dimana pikiran bawah sadar beririsan, salah satu fenomena lain yang tak jarang muncul adalah negative hallucination bukan halusinasi sebagai gangguan psikologis, yaitu fenomena dimana kita sebenarnya melihat sebuah benda namun pikiran bawah sadar kita karena satu dan lain hal menghilangkan’ benda itu dari pandangan kita sehingga kita menganggapnya tidak ada karena kita merasa tidak melihatnya’.Dalam hubungannya dengan tubuh fisik, ketika atensi kita terserap ke hal tertentu dan gelombang otak terkondisikan di level tertentu yang sejalan dengannya maka salah satu fenomena lain bisa muncul, yaitu kondisi dimana kita tidak merasakan sakit anesthesia dan baru merasakan sakit justru setelah menyadarinya. Bukan berarti rasa sakitnya tidak ada, hanya saja otak terkondisikan untuk mengabaikan’ rasa sakit tersebut dimana perpindahan kesadaran terjadi pada dasarnya adalah bagian dari kondisi trance. Bisa kita simpulkan bahwa seseorang bisa memasuki kondisi trance secara tidak sengaja dan tidak disadari bahkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam hipnosis hal ini sering dikenal sebagai highway MEMERLUKAN TRANCE?Kondisi trance dalam highway hypnosis sering dikenal juga dengan istilah non-formal trance, artinya trance yang terjadi tanpa harus melalui teknik hipnosis formal, melainkan yang dialami secara tidak disengaja dan tidak disadari seperti di contoh-contoh dari non-formal trance adalah formal trance, yaitu kondisi trance yang terjadi karena memang sengaja dikondisikan untuk dialami, hal ini biasa terjadi dalam sesi hipnosis atau sesi hipnoterapi, ciri khusus trance yang muncul dari proses ini biasanya sangat jelas karena terjadi melalui stimulus tertentu dan kedalamannya pun bisa diukur atau diperkirakan dengan teknik yang muncul adalah mengapa formal–trance ini menjadi penting adanya dan menjadi bagian vital dari hipnoterapi? Jawaban sederhananya adalah karena fornal-trance merupakan kondisi dimana pikiran bawah sadar, sebagai bank data’ dan mesin’ penggerak perilaku serta perasaan kita menjadi aktif dan bisa diajak aktifnya pikiran bawah sadar dalam kondisi formal-trance inilah yang mengefektifkan jalannya sesi terapi dan perubahan, seperti dituliskan oleh seorang tokoh hipnosis-hipnoterapi kenamaan, Michael D. Yapko 2003, yang mengungkapkan beberapa ciri dan keistimewaan psikologis trance, beberapa di antaranya yang berhubungan langsung dengan konteks trance formal dan manfaatnya dalam sesi terapi adalahSelective attention atensi pada hal tertentuPerpindahan kesadaran yang terjadi dalam kondisi trance formal diawali dengan memindahkan atensi dari hal-hal di luar diri outwards menjadi fokus ke dalam diri inwards yang distimulus dengan teknik-teknik tertentu. Semakin dalam kondisi trance yang dialami, maka semakin meningkat daya serap atau reseptivitas kita pada stimulus spesifik, yang dalam konteks terapi adalah sugesti, ini yang membuat sugesti dalam kondisi trance lebih berdampak daripada nasihat dalam kesadaran biasa, terutama jika disampaikan di kondisi kedalaman yang disosiasiDalam kondisi trance, seseorang bisa seolah memiliki beberapa kesadaran’ dimana yang dimaksud disosiasi di sini yaitu kondisi dimana pikiran sadar dan pikiran bawah sadar menjalankan fungsinya masing-masing, Pikiran sadar yang terus mendapatkan stimulus dalam proses hipnosis meneruskan stimulus ini sampai ke pikiran bawah sadar dan pikiran bawah sadar menjalankan tugasnya sesuai dengan stimulus yang diberikan sampai kemudian pikiran bawah sadar berperan aktif sementara pikiran sadar seolah menjadi ini sering dilambangkan oleh kesan-kesan yang sering muncul dalam diri seseorang ketika menjalani proses hipnosis, sering kali muncul ucapan “Tadi itu saya mendengar semua ucapan Anda dan saya pun sadar atas apa yang sedang terjadi, hanya saja rasanya saya larut sendiri dalam proses yang sedang saya alami.” Bukan berarti mereka tidak sadar, hanya saja seolah ada kesadaran lain dari pikiran bawah sadar yang menjalankan fungsinya secara terpisah disosiasi sesuai sugesti yang responsiveness to suggestion meningkatnya respon terhadap sugestiDalam kondisi trance, pikiran bawah sadar yang aktif lebih reseptif atau lebih mudah menerima sugesti, sehingga sugesti yang diberikan langsung ke pikiran bawah sadar lebih mudah untuk diadaptasi sebagai bagian dari perubahan perilaku begitu, perlu kita ingat bahwa meningkatnya respon ini bukan berarti menghilangkan fungsi perlindungan mental pikiran bawah sadar, memang pikiran bawah sadar lebih mudah menerima dan menjalankan sugesti yang diberikan namun jika program mental yang ada di dalamnya terlanjur mengakar maka lambat laun sugesti ini pun akan terkikis’ oleh program mental mengapa dalam penerapan teknik hipnoterapi tingkat lanjut, kondisi responsifnya pikiran bawah sadar terhadap sugesti ini bukan semata digunakan untuk memberikan sugesti positif, melainkan menerapkan rangkaian teknik yang bisa mengantarkan kita untuk menemukan akar permasalahan dari program mental lama yang ada di pikiran bawah sadar dan menuntaskannya, barulah kemudian disusul dengan pemberian sugesti untuk membantu pemrograman’ perubahan perilaku baru, semua proses ini yang dilakukan dalam kondisi trance yang mendalam akan sangat membantu mengefektifkan dan mempercepat jalannya proses Orne’s Trance Logic Logika Trance Martin OrneMenyambung bahasan sebelumnya tentang meningkatnya respon terhadap sugesti, seorang professor di University of Pensylvania, Martin Theodore Orne 1959, mengungkapkan penelitiannya bahwa salah satu hal terpenting dalam proses hipnosis yaitu munculnya toleransi’ untuk menerima dan mengoperasikan sugesti tertentu yang dalam kesadaran biasa akan cukup sulit untuk yang dimaksud dalam hal ini yaitu untuk memunculkan hal-hal yang disugestikan dan menganggapnya sebagai kenyataan yang berlaku saat ini. Misalnya saja seorang klien yang memiliki masalah dengan orang tuanya yang sudah meninggal, dalam kondisi trance pikiran bawah sadar bisa distimulus untuk memunculkan orang tuanya dan melalui rangkaian proses terapi kita bisa menyelesaikan masalah klien yang belum tertuntaskan terhadap orang tuanya hanya terjadi secara imajiner, pikiran bawah sadar klien yang menjalankan fungsi tersebut menganggapnya sebagai kenyataan, hal ini yang membuat masalahnya terselesaikan. Ketika dilakukan dalam kondisi kesadaran biasa, sangat mungkin ada kesulitan tertentu karena area kritis klien malah sibuk mempertanyakan yang sedang ia lakukan dengan sosok orang tuanya yang ia tahu sudah dihubungkan dengan stage hypnosis atau hipnosis untuk hiburan, bisa kita pahami bahwa fenomena inilah yang dimunculkan yang membuat seorang subjek bisa merespon sugesti dari penghipnosis dan menganggapnya sebagai banyak cakupan dalam logika trance ini, bukan hanya dalam memunculkan atau menghilangkan objek tertentu dan menganggapnya sebagai kenyataan, melainkan juga termasuk dalam orientasi waktu, menjadikannya terasa lebih singkat atau terasa lebih lama, juga dalam manipulasi rasa sakit, yang digunakan untuk and perceptual flexibility fleksibilitas kognitif dan penginderaanMerupakan salah satu hal yang menjadikan proses terapi berbasis hipnosis efektif. Fleksibilitas kognitif yang dimaksudkan dalam hal ini yaitu untuk bisa mengoperasikan fungsi kognitif proses mental berpikir secara lebih fleksibel, hal ini yang membuat seseorang dalam sesi terapi di kondisi trance bisa distimulus untuk meninjau ulang permasalahannya dari berbagai persepsi kognitif yang berbeda dan mengubah orientasi berpikirnya, yang awalnya berorientasi pada masalah menjadi pada solusi misalnya, atau dari masalah menjadi pembelajaran, dengan kata lain kita bisa mengajak seseorang menata ulang proses kognitifnya atas masalah atau situasi yang dihadapinya secara lebih mendalam di level pikiran bawah sadar dan dengan stimulus sugesti yang tepat klien bisa menjadikannya sebuah perubahan yang bersifat hal di atas tadi adalah hal-hal yang menjadikan hipnosis dan hipnoterapi efektif. Pada dasarnya setiap bentuk terapi psikologi didesain untuk bisa menghasilkan perubahan di level pikiran bawah sadar, namun kebanyakan dilakukan di level pikiran sadar, yang membuat area kritis aktif dan menantang’ prosesnya sehingga bisa jadi prosesnya memakan waktu dan tenaga, yang dalam banyak kasus menjadi kondisi trance formal, kita berurusan langsung dengan pikiran bawah sadar, hal ini membuat area kritis menjadi tidak aktif dan berbagai keistimewaan di atas bisa diakses, yang menjadikan proses terapi KEDALAMAN TRANCEMenarik bukan? Jika demikian bukankah bisa kita simpulkan bahwa trance adalah kunci dari proses hipnosis-hipnoterapi? Betul sekali, namun pertanyaan berikutnya adalah trance yang bagaimana?Kalimat di atas tadi adalah untuk menegaskan, meski sedari tadi kita sudah membicarakan trance dan segala keistimewaannya, perlu kita pahami juga bahwa mengeksplorasi trance ini memiliki lika-likunya tersendiri, semua fenomena dan keistimewaan yang dibahas sebelumnya memang menjadi bagian dari trance, namun trance dengan kriteria atau tepatnya kedalaman’ sekali lagi pertama-tama mengurai trance dari perspektif gelombang otak. Ingatlah bahwa dalam posisinya sebagai sebuah fenomena perpindahan kesadaran, trance sangat berhubungan erat dengan perubahan gelombang otak, naik-turunnya gelombang otak karena stimulus tertentu inilah yang akan berpengaruh pada kondisi trance yang ini tidak akan mengurai pemahaman gelombang otak secara lebih spesifik dari tinjauan akademis, melainkan menguraikan pemahaman bahwa fenomena trance memiliki lapisan gelombang dan kedalaman’ dengan kriterianya masing-masing, inilah yang perlu seorang hipnoterapis pahami ketika memandu seseorang memasuki kondisi trance agar penanganan yang diberikan sejalan dengan kedalaman yang sudah mendapati beberapa keistimewaan trance di bagian sebelumnya, namun kembali pada kriteria kedalaman yang diperlukan, keistimewaan itu baru bisa muncul optimal di level kedalaman tertentu, itulah mengapa pemahaman akan kedalaman trance ini menjadi vital fungsinya bagi para hipnoterapis. Penerapan teknik yang tidak sejalan dengan kondisi kedalaman trance yang sedang dialami akan membuat keefektifan proses terapi berkurang bagaimana mengetahui kedalaman trance ini? Ada berbagai landasan teori yang muncul dari para peneliti yang berbeda yang mengurai level-level kedalaman trance ini, yang disebut skala kedalaman scale, sebut saja misalnya Arons Depth Scale yang mengurainya menjadi 6 level atau Davis Husband Scale yang mengurai skala kedalaman ini menjadi 30 level, masih ada lagi banyak teori skala kedalaman lain dari peneliti lain dengan uraiannya level kedalaman trance ini biasanya mengacu kepada respon perilaku yang muncul dalam menerima dan menjalankan sugesti spesifik yang diberikan, dimana hal ini menjadi acuan bagi hipnoterapis untuk mengetahui/memperkirakan sejauh mana area kritis serta pikiran sadar sudah memasuki mode pasif dan di level kedalaman mana kliennya berada sebelum menerapkan teknik terapi yang akan saja, dalam kasus dimana seorang klien memendam emosi yang belum terungkapkan pada orang tuanya yang sudah meninggal dan hal itu mempengaruhi kualitas kehidupannya di masa kini. Salah satu bentuk terapi dalam hal ini yaitu kita bisa memberikan sugesti pada pikiran bawah sadar klien untuk menghadirkan’ orang tuanya agar bisa mengungkapkan emosinya pada proses ini dilakukan di level kedalaman yang ideal dan dengan teknik yang tepat maka hasilnya akan berdampak luar biasa bagi klien, karena faktor trance logic yang terjadi membuat pikiran bawah sadar menganggap hal ini sebagai kenyataan. Namun jika level kedalaman trance yang ada belum cukup untuk menstimulus trance logic ini, area kritis klien yang masih cukup aktif bisa saja mempertanyakan’ proses ini, meski sama-sama memberikan hasil positif, perbedaan dampak yang dihasilkan di pikiran bawah sadar akan satu instrumen yang digunakan untuk mengukur gelombang otak dan menghubungkannya dengan level kedalaman trance yang dialami yaitu alat electroencephalograph EEG, namun demikian tidak praktis adanya menggunakan alat ini dalam sesi terapi karena adanya pergerakan tubuh klien yang berpotensi membuat alat ini terlepas, maka seorang hipnoterapis harus mampu melakukan proses pengukuran kedalaman trance ini dengan menggunakan pengamatan pada respon perilaku klien dalam menerima dan menjalankan sugesti yang landasan pemahaman awal, dalam artikel ini kita akan mengulas level kedalaman trance ini dengan membaginya ke dalam 6 level sederhana, yaituLevel 1, Hypnoidal, yaitu level dimana kondisi trance yang ada dialami seperti dalam kondisi melamun. Biasanya tahapan ini merupakan tahapan awal seseorang dalam meniatkan diri memasuki kondisi trance dan mulai mengkondisikan kesadarannya untuk bisa lebih 2, Light Trance Lethargic, level dimana seseorang sudah menjadi lebih fokus pada instruksi/sugesti dan lebih mudah untuk memunculkan sensasi-sensasi tertentu yang 3 dan 4, Medium & Threshold of Somnambulism, level dimana seseorang mulai merasakan dirinya memasuki sensasi kesadaran yang berbeda, semakin malas untuk menganalisa dan berpikir yang berimbas pada menurunnya resistensi untuk menolak sugesti yang 5, Deep Trance Full Somnambulism, level dimana pikiran bawah sadar semakin dominan muncul, respon terhadap sugesti semakin meningkat dan keistimewaan trance logic semakin bisa diakses optimal. trance logic sudah mulai bisa menerima sugesti untuk memanipulasi sensasi rasa sakit menjadi seperti mati rasa di bagian-bagian tubuh kecil seperti punggung telapak tangan dan sudah bisa distimulus untuk memunculkan objek-objek yang tidak ada agar dipersepsikannya ada dan dianggapnya sebagai kenyataan, dikenal sebagai positive 6, Profound Somnambulism, level dimana semua kriteria di 5 level sebelumnya sudah dilalui dan ditambah satu kriteria tambahan, yaitu trance logic sudah bisa distimulus untuk menghilangkan objek yang ada agar dipersepsikan menjadi seolah tidak ada, dikenal sebagai fenomena negative klarifikasi, istilah somnambulism dalam hipnosis mengindikasikan kedalaman trance yang mendalam, berbeda dengan istilah yang sama dalam keilmuan psikologi-psikiatri dimana istilah ini mengacu pada kondisi sleepwalking atau gangguan tidur yang membuat penderitanya melakukan aktivitas-aktivitas kompleks seperti berjalan atau aktivitas lainnya bahkan mengemudi! sambil kita amati kembali beberapa fenomena hipnosis dalam keseharian kita, sungguh ajaib bahwa dalam banyak kesempatan kita bisa memasuki fenomena somnambulism, dalam bentuk negative hallucination misalnya, yaitu mendapati benda yang ada menjadi seolah tidak terlihat luput dari penglihatan padahal benda itu jelas-jelas ada di depan kita! TRANCE DAN TERAPI PERUBAHANPada dasarnya setiap bentuk terapi psikologi didesain untuk bisa menghasilkan perubahan di level pikiran bawah sadar yang kemudian berdampak pada perubahan di level pikiran sadar, baik itu dalam bentuk perilaku, perasaan atau kesembuhan dari penyakit psikosomatis, disinilah trance menjadi jembatan penting dalam jika kita mengacu pada pemahaman akan kedalaman trance yang sudah kita bahas sedari tadi, di level kedalaman trance yang mana sesi terapi dilakukan? Pertama-tama, perlu kita pahami bahwa bukan soal seberapa dalam kondisi kedalaman trance yang menentukan efektivitas perubahan, melainkan kecocokan dari teknik yang digunakan dengan kedalaman trance yang membahas yang satu ini dengan lebih komprehensif, menggunakan level-level kedalaman trance yang sudah kita ulas & LightSebagai kondisi trance yang paling ringan, level ini banyak digunakan dalam sesi coaching & konseling formal untuk mengenali dan mengeksplorasi dinamika perasaan dan emosi dalam terapi klasik seperti free association dalam psikoanalisa juga banyak menggunakan level trance yang satu ini. Proses yang berlangsung dalam sesi ini dilakukan agar pikiran sadar bisa menangkap’ pesan-pesan dari pikiran bawah sadar tentang masalah-masalah internal yang harus teknik terapi dalam keilmuan Neuro-Linguistic Programming NLP, Ego State Therapy sekarang lebih populer dengan nama Resource Therapy of Gordon Emmerson dan Time Line Therapy pun cukup banyak menggunakan level trance ini, karena memang jalannya terapi kebanyakan masih memerlukan peranan dominan dari fungsi kognitif pikiran cukup jarang dilakukan di kondisi ini karena fungsi kritis pikiran sadar terkadang cukup merintangi peran optimal pikiran bawah sadar yang diharapkan dalam sesi dimana proses terapi semakin melibatkan cara kerja pikiran bawah sadar. Ada kalanya beberapa proses terapi berbasis yang sudah disebutkan di poin sebelumnya, yang dilakukan di level light justru bergeser’ dengan sendirinya ke level ini karena terjadi peningkatan kesadaran internal inwards attention yang membuat klien semakin fokus pada jalannya proses terapi dan membuat produksi gelombang otak tertentu meningkat, semua proses ini membuat pikiran bawah sadar lebih leluasa untuk aktif dan semakin mulai banyak digunakan di level ini, karena reseptivitas pikiran bawah sadar dalam menerima dan menjalankan sugesti yang diterimanya sudah lebih meningkat dari sebelumnya, lebih banyak teknik yang digunakan dalam level ini adalah yang berbasis sugesti, karena teknik-teknik lanjutan lainnya lebih cocok digunakan di level Somnambulism & Profound SomnambulismInilah level dimana hipnoterapi banyak dilakukan, diperlukan pengetahuan dan kecakapan yang mumpuni untuk bisa membawa seseorang ke level kedalaman level ini pikiran bawah sadar sudah sangat aktif merespon dan berkomunikasi, stimulus yang diberikan pada trance logic pun bisa dijalankan dengan baik oleh pikiran bawah tingkat lanjut dilakukan di level ini karena prosesnya melibatkan kompleksitas yang lebih tinggi, seperti menelusuri akar masalah dalam diri seseorang ke masa lalu, bahkan terkadang sampai ke periode di dalam kandungan. Teknik ini juga memungkinkan kita untuk mengakses ego state atau parts personality untuk lebih jelasnya mengenai parts personality ini silakan membaca artikel 'Mengenal Bagian-Bagian Kepribadian Dalam Diri Personality Parts' dalam diri seseorang yang menyebabkan konflik internal dan berkomunikasi secara jelas dengan mereka untuk memediasi permasalahan yang DARI HIPNOSISApakah level profound somnambulism merupakan level terdalam dari trance? Jawabannya adalah ada yang tahu seberapa jauh batasan level trance yang paling dalam di kesadaran manusia, namun berbagai percobaan yang pernah dilakukan para ahli membawa mereka ke pemahaman tentang adanya level-level yang lebih dalam dari profound somnambulism, namun demikian para ahli sendiri enggan menggolongkan level ini sebagai bagian dari level kesadaran hipnosis, hal ini dikarenakan di level-level ini interaksi tidak lagi berjalan dengan baik sehingga menyulitkan jalannya yang lebih dalam ini lebih banyak digunakan untuk proses yang bukan bersifat therapeutic, seperti misalnya pembedahan, operasi dan membantu proses penyembuhan. Dua level yang cukup populer dari level yang melebihi profound somnambulism ini adalahEsdaile State Coma StateNama level ini diambil dari James Esdaile, seorang dokter yang menggunakan level kesadaran hipnosis ini untuk proses pembiusan sebelum operasi dan pemulihan pasca operasi, di India di jamannya tahun kemudian Dave Elman menemukan cara membawa kesadaran ke level kedalaman ini dan menamai level kedalaman ini dengan nama Esdaile state sebagai penghormatan dan untuk mengenang jasa James umum dari Esdaile state adalah terjadinya fenomena anesthesia, dimana tubuh fisik klien mengalami mati rasa’ dan tidak merasakan sensasi apa pun. Lebih dari itu, terjadi juga proses katatonik pada bagian tubuh klien, yaitu ketika bagian tubuh seperti lengan atau kaki diposisikan dengan posisi tertentu tanpa sugesti apa pun maka bagian tubuh itu tetap berada di ada lagi, di kondisi ini juga terjadi euphoria mental yang membuat klien merasa begitu damai, rileks dan sedemikian nyaman, sampai-sampai mereka akan memutuskan interaksi dan memilih untuk terus berada di level kedalaman itu, mereka bahkan bisa menolak untuk dibangunkan ke kesadaran normal! Maka disinilah seorang hipnoterapis perlu memahami prosedur dasar dari cara mengantisipasi hal ini dalam praktek profesionalnya, termasuk juga cara membawa seseorang ke level kedalaman ini kalau-kalau memang diperlukan untuk membantu penanganan kasus State Ultra DepthBerawal dari seorang bernama Walter A. Sichort, yang merupakan seorang pesulap dan praktisi hipnosis yang biasa menampilkan atraksi memukau bersama asistennya yang bernama Mary Borgessi, yang dipandunya memasuki kondisi Esdaile hari Sichort memberikan sugesti pada Mary untuk memasuki level yang lebih dalam dari pada level mana pun yang ia pernah masuki, saat itu juga Mary memasuki level kesadaran yang belum pernah ditemukan sebelumnya, Sichort sendiri tidak bisa membangunkannya ke kesadaran normal dengan cara biasa, melainkan lebih lama dari penasaran Sichort membawanya meneliti level kedalaman ini lebih lanjut sampai kemudian ia menemukan cara khusus memandu orang lain untuk mengaksesnya dengan efektif dan mencaritahu manfaatnya lebih jauh, ia pun memberi nama level ini Ultra Depth.Penelitiannya lebih jauh menyadarkannya bahwa level ini memungkinkan penyembuhan penyakit fisik terjadi dengan lebih cepat 6 sampai 10 kali lipat dalam diri seseorang, penelitian ini turut didokumentasikan oleh dokter dari Philadelphia Dolman dan A. Sichort meninggal pada bulan Agustus, tahun 2000. Penelitiannya diteruskan dan dikembangkan oleh muridnya, James R. Ramey yang kemudian menyebarkan keilmuan ini sampai DAN SENI DI BALIK TRANCEMemahami trance memang memerlukan keilmuan dan pemahaman, terutama untuk memahami manfaat spesifik dari setiap levelnya, namun dalam pelaksanaannya kita memerlukan lebih dari sekedar ilmu, melainkan seni, yaitu cara mengemasnya menjadi sebuah oleh Roy Hunter 2010 bahwa hipnosis adalah keilmuan dan seni science and art, saya pribadi menemukan hal itu adalah benar adanya. Sebagai landasan dari sesi terapi yang efektif, perjalanan memahami manfaat dari level-level trance memberikan banyak pencerahan bagi saya secara dengan kesempatan untuk belajar berbagai macam keilmuan mulai dari psikoterapi konvensional seperti psikoanalisa dan psikodinamika sampai ke berbagai keilmuan modern seperti NLP, EFT, Time Line Therapy, Ego State Therapy dan banyak lagi, semua itu menyadarkan saya bahwa esensi terpenting dari semua keilmuan itu adalah untuk mengupayakan perubahan di level pikiran bawah penerapan tekniknya mungkin berbeda, satu esensi yang sama adalah di setiap metode itu terdapat kondisi trance sebagai jembatan menuju perbaikan’ di pikiran bawah sadar, disinilah kecakapan kita diuji untuk menciptakan seni berkomunikasi yang bisa memunculkan kondisi trance ini sesuai dengan pasal disebut seni? Karena tak lain dan tak bukan ada keindahan di dalamnya. Terlepas dari seberapa jauh kita memahami teorinya, tetap saja praktik adalah penentunya, meski kita memahami prinsipnya, yang kita hadapi adalah manusia, yang harus diperlakukan dengan telaten, dengan karakter dasarnya masing-masing agar karakter dasar trance itu bisa tereksplorasi dengan seorang life coach, saya dihadapkan dengan banyaknya sesi percakapan coaching interaktif dengan klien di luar sesi terapi, nyata sekali adanya bahwa dalam percakapan itu pun klien acap kali berada dalam kondisi trance dengan ciri khasnya masing-masing. Kepekaan untuk mengenali dan memberdayakan respon trance itulah yang bagi saya menjadi sebuah seni tersendiri untuk bisa tahun terakhir ini saya mengaplikasikan pendekatan multi-modal, mengaplikasikan berbagai macam metode, baik klasik dan modern dalam sesi coaching dan konseling klien sebelum memandunya memasuki proses terapi. Setiap proses trance yang dialami klien dari mulai yang paling ringan sampai yang paling dalam menjadi sebuah pembelajaran tersendiri, betapa bukan soal semata dalamnya kondisi trance yang menentukan proses perubahan, melainkan daya dan kepekaan kita untuk menyesuaikan setiap kondisi trance klien dengan teknik yang tepat, itulah seni dan beberapa kesempatan, klien saya tersembuhkan atau mengalami perubahan signifikan hanya di level light trance, sekali lagi bukan soal dalamnya, melainkan memahami bahwa dalam kondisi trance pikiran bawah sadar sudah mulai berperan lebih aktif, tugas kita hanya menjembatani komunikasinya dengan pikiran sadar agar segala-sesuatunya terintegrasi dan menghasilkan ada kalanya juga klien memerlukan level kedalaman yang lebih dalam dari biasanya, contohnya ketika dulu seorang klien datang dengan keinginan mengatasi rasa sakit yang dialaminya. Klien ini baru saja menjalani operasi pembedahan dan bekas pembedahan itu meninggalkan rasa sakit yang lumayan mengganggunya, berbekal konsultasi dengan dokternya yang cukup berwawasan terbuka, ia direkomendasikan menjalani sesi hipnosis untuk pengelolaan rasa sendiri tidak memberikan sesi hipnosis yang berhubungan dengan medis, kecuali ada rekomendasi dari praktisi kesehatan yang berwenang atas diri klien. Berbekal rekomendasi dari dokter yang menanganinya, maka dalam kasus ini saya pun membantu klien memasuki level trance dimana ia bisa mengendalikan rasa sakitnya sehingga tidak mengganggunya secara akhirnya bukan soal ringan atau dalamnya level trance yang menjadi inti dari proses terapi, melainkan menyesuaikannya dengan kebutuhan klien itu mengetahui lebih jauh tentang hipnoterapi? Memerlukan layanan hipnoterapi untuk membantu Anda dan/atau kerabat Anda yang membutuhkannya? Atau ingin mempelajari hipnoterapi secara serius sampai bisa berpraktik secara profesional dan sistematis? Silakan menghubungi ke kontak yang Roy. 2010. The Art of Hypnosis. USA Crown House PublishingHunter, Roy. 2010. The Art of Hypnotherapy. USA Crown House PublishingYapko, Michael D. 2003. Trancework. USA Routledge n transe f in a trance en transe → Like a man in a trance, Blake found his way back to his rooms. to go into a trance entrer en transe → They went into a trance to communicate with the spirit world. Traduction Dictionnaire Collins Anglais - Français Commentaires additionnels Pour ajouter des entrées à votre liste de vocabulaire, vous devez rejoindre la communauté Reverso. C’est simple et rapide "trance" exemples et traductions en contexte Some musicians have indeed the shamanic gift of mastering trance. Certains musiciens ont en effet le don chamanique de maître de transe. This rhythm can easily be compared to a spiritual tribal trance. Ce rythme peut aisément se comparer à une transe tribale spirituelle. Very nice acidcore double vinyls with trance influences. Très beau double vinyls acidcore aux influences trance. Your deconstructed trance project is very methodical. Ton projet de trance déconstruite est très méthodique. He knelt as if in a trance. Elle s'agenouille comme en extase. Appeared of the Architect who builds in trance. L'Architecte qui bâtit dans une extase. Jakarta Bila kesadaran digambarkan sebagai satu garis kontinum maka mindfulness dan trance berada di masing-masing ujung ekstrem. Mindfulness dan tranceadalah dua kondisi kesadaran yang berlainan dan selama ini bukan bisa disandingkan. Istilah mindfulness, dalam bahasa Inggris, berasal dari pengenalan Pali, sati, yang artinya kesadaran, pikiran, ingatan, pengenalan, kekilauan pikiran. Sementara itu trance, atau lengkapnya hypnotic trance, ialah kondisi kognisi nan berbeda dengan kondisi siuman normal altered state yang dialami oleh seseorang melalui bimbingan terapis. Hypnotic trance koteng terdiri atas banyak lapis kesadaran. Perbedaan mendasar antara kondisi mindful dan trance terletak sreg kognisi yang aktif pada satu saat. Individu yang mindful pulang ingatan akan apa yang beliau alami, rasakan, pikirkan, dan segala yang terjadi di sekelilingnya. Pikirannya sungguh-sungguh siuman. Sebaliknya kondisi tak mindful begitu juga pikiran melantur ke perian dahulu atau hari depan, mengapit bab semata-mata tak ingat telah melakukannya, bukan ingat apakah sudah mematikan bola lampu atau belum, diajak wicara seseorang kemudian kamu lupa apa yang baru dibicarakan, atau mengendarai mobil atau sepeda penggerak dan tanpa disadari sudah tiba di harapan, mengejar kunci dan lain menemukannya padahal kunci terserah di depan mata, semua ini masuk dalam kategori trance. Kondisi trance memang lampau berbeda dengan kondisi mindful. Mindfulness merujuk plong perhatian nan objektif terhadap pengalaman yang dialami makanya individu dari hari ke waktu Kabat-Zinn, 1990/2005. Sementara itu Brown dan Ryan 2003 mendefiniskan mindfulness ibarat kondisi pemahaman penuh perhatian pada apa yang sedang terjadi di ketika waktu ini. Dalam kondisi trance, makhluk melepas lagam atas maslahat responsif pikirannya, lepas dari fungsi pengawasan kekinian pengalaman, dan teregresi ke proses berpikir primer di mana terdapat kebebasan dan keleluasaan pikiran dalam memunculkan berbagai bentuk bayangan mental, rahasia khayal, menerima segala sesuatu nan sebelumnya tidak rasional menjadi sensibel, dan basyar mengalami fenomena trance logic Orne, 1959. Para praktisi mindfulness sangat menghindari kondisi tidak mindful yang dijelaskan sebelumnya. Kondisi tidak mindful lewat tidak baik dan bisa merugikan. Ditinjau dari perspektif terapi, baik mindfulness dan trance per memiliki manfaat terapeutik. Keduanya dapat dikelola dan dimanfaatkan cak bagi keefektifan manusia tentunya dengan mengajuk prinsip yang main-main lakukan kedua kondisi kesadaran ini. N domestik terapi berbasis mindfulness klien dilatih lakukan doang mengerjakan pengamatan, menyadari, mengetahui, dan mengakui distribusi pengalaman berpunca waktu ke masa, membiarkan pengalaman itu bergulir segala apa adanya, tidak timbrung dan terkebat di n domestik pengalaman itu, tidak melakukan pemagaran pada bentuk ingatan, pikiran, dan perilaku tertentu. Klien tak dibimbing oleh terapis, klien enggak menerima sugesti tertentu, klien tidak masuk ke dalam kejadian ataupun asam garam dan memrosesnya. Intinya, klien menerima apapun yang ia rasakan atau alami dengan namun menyadari pengalamannya. Dengan demikian mindfulness mendorong pergeseran perasaan secara mondial, mewakili perhatian yang sebelumnya melekat erat pada pengalaman, perasaan, bagan pikiran tertentu. Mindfulness, menurut Sri Paññavaro Mahathera, dapat dilatih melalui metode permenungan. Keseleo satunya dengan membilang napas, atau dengan mengamati pengalaman dan bagaimana asam garam itu berlangsung minus memberikan pemaknaan, kecam, menilai, memberi nama atau segel, melibatkan emosi, atau berusaha dengan sesuatu cara memungkirkan pengalaman itu. Mindfulness juga dapat dipraktikkan dan dilatih secara informal dalam keseharian dengan mengembangkan kesadaran menerima pengalaman internal maupun eksternal. Kerumahtanggaan berlatih khalwat, para meditator belajar lakukan sayang siuman, menyadari apapun yang ia rasakan, alami, pikirkan, atau yang terjadi di sekitar. Keefektifan dan manfaat mindfulness dalam konteks klinis terdapat pada kemampuan kesadaran memutus response set yang mengendalikan diri orang. Response set merupakan kamil perpautan terkondisi nan memfasilitasi pola perilaku, pola pikir, dan respon basyar terhadap stimulus atau situasi tertentu. Response set boleh diaktifkan baik oleh stimuli intern maupun eksternal, sebagai halnya sugesti dan beragam sinyal nan bermula berpangkal mileu. Mindfulness dapat memutus respon perilaku otomatis nan selama ini menguasai diri seseorang, baik disadari atau tidak, dan membuat individu menjadi sadar akan pola perilaku maladaptif yang kamu alami atau untuk. Pelatihan mindfulness pada klien akan memampukan klien menyadari dan menangkap model perilaku yang nisbi otomatis dan reseptif menjadi respon yang bertambah terkendali Teasdale, Segal, dan Williams, 2003. Dengan kian menggiatkan pemahaman minus kondisi, bukan menghakimi, mindfulness mengaktifkan proses manah pengawasan diri dan memberdayakan klien dalam membuat seleksian dan keputusan akan respon yang makin adaptif dan konstruktif menggantikan respon maladaptif yang sepanjang ini kamu alami. Kesadaran yang menjadi galengan mindfulness terhadap pengamatan pasang surut pengalaman mencipta fondasi terapi dalam mengatasi pengaruh pikiran yang sifatnya mengganggu, penyimpangan kognitif, dan majemuk pengkondisian yang terjadi di masa sebelumnya yang menjadi penyebab masalah emosi dan perilaku maladaptif. Contohnya, individu nan sebelumnya akan marah besar saat mendapat kritik, dengan melatih mindfulness, dia dapat menyadari munculnya kemarahan, boleh mengaibkan kemarahan ini tanpa masuk sagu betawi di dalamnya, dan selanjutnya mampu memintal opsi respon yang lebih konstruktif menggantikan respon marah maladaptif. Melatih mindfulness tentu butuh upaya serius dan berkelanjutan. Kita jarang bisa intern kondisi mindful. Perhatian kita galibnya dipenuhi berbagai tulang beragangan pikiran nan mengganggu atau sibuk memberi pendapat atas apa yang sedang terjadi pada satu saat. Kendala nan majuh dialami praktisi mindfulness dalam melatih diri adalah pengaruh emosi intens, yang tersimpan di pikiran bawah sadar, yang dengan terlampau cepat mengatasi diri manusia sehingga yang terjadi bukannya mindfulness tapi mind-full-ness di mana perasaan mind dipenuhi berbagai bentuk ingatan thought yang dulu mengganggu karena adanya emosi intens yang menyertai bentuk-bentuk manah ini. Lakukan bisa masuk kondisi trance maka seseorang apalagi lain boleh intern kondisi mindful atau jeli dan siap siaga. Mindful yakni ranah kerja dan aktivitas perhatian sadar dan trance adalah ranah pikiran bawah sadar. Ini adalah dua ingatan yang adv amat berbeda keistimewaan dan cara kerjanya. Praktisi mindfulness yang ingin masuk trance terbiasa melepas, untuk sementara waktu, kondisi pikiran yang mindful dan mengikuti arahan terapis. Momen mindful kendali pikiran atas maslahat reseptif menjadi sangat awet. Terapis sangat sulit atau tidak dapat membimbing klien menembus faktor kritis pikiran sadarnya yang menjadi syarat mutlak untuk masuk kondisi trance. Itu sebabnya para meditator biasanya mengalami kesulitan untuk timbrung kondisi trance dengan bimbingan terapis. Sesungguhnya, saat mereka berbuat semadi dan benar-benar titik api pada sasaran meditasi maka mereka lagi masuk kondisitrance. Bedanya, saat mereka dibimbing oleh terapis, perhatian sadar mereka akan terus memperhatikan atau mengingat-ingat apapun yang diucapkan oleh terapis. Ini yang membuat mereka sulit ikut kondisi trance. Trance yakni kondisi di mana fungsi kritis pikiran pulang ingatan berhasil ditembus dan khalayak masuk ke perhatian bawah pulang ingatan untuk menemukan kejadian, hal, pengalaman traumatik, atau berbagai acara pikiran imprint nan menjadi akar komplikasi gangguan perilaku. Selanjutnya, bisa dengan bantuan terapis alias melakukannya seorang, dengan teknik nan sesuai, akar masalah ini diproses hingga terjadi resolusi trauma menyeluruh dan tuntas. Masalah dikatakan telah selesai diproses saat emosi yang sebelumnya melekat pada asam garam itu berakibat dinetralisir dan terjadi pemaknaan baru. Bermula uraian di atas tampak dua perbedaan mendasar aplikasi mindfulness dan trance dalam mengatasi masalah. Dalam terapi berbasis mindfulness yang dikembangkan yakni kesadaran mengamati, menerima, enggak masuk ke privat asam garam, terjadi pemisahan tegas antara diri pengamat dan pengalaman disosiasi. Dan bagi bisa mengamalkan disosasi dengan baik dibutuhkan tidak sahaja kekuatan kehendak, kemustajaban pemusatan, namun juga energi psikis yang osean untuk terus mempertahankan kondisi disosiasi. Apabila anak adam tak kuat internal mempertahankan kondisi disosiasi ini dan turut ataupun terikut timbrung ke dalam pengalaman yang sedang diamati maka ia dapat mengalami trauma ulang dan ini akan semakin memperburuk kondisinya. Saat individu dapat berbuat pengamatan, hanya mengamati saja, terhadap peristiwa alias pengalaman maka kekuatan terkaman dan yuridiksi situasi itu pada diri individu menjadi ki amblas. Emosi yang tadinya sangat intens melekat pada pengalaman semakin lama menjadi semakin lemah sebatas akhirnya ambruk dan asam garam itu tetapi menjadi satu bentuk memori yang objektif. Peristiwa yang berlainan terjadi kerumahtanggaan pengusahaan trance untuk hipnoterapi. Saat seseorang dalam kondisi trance, saat fungsi kritis pikiran sadar bagi darurat waktu tidak bekerja, anda dapat leluasa masuk ke perhatian bawah sadar, mengakses dan mengalami kembali perantaraan berbagai asam garam yang mengganggu hidupnya revivifikasi dan memroses pengalaman ini sebatas tuntas. Namun, berpangkal pengalaman klinis, mudah-mudahan lakukan memroses situasi dengan muatan emosi yang intens hanya dilakukan dengan bantuan terapis, jangan dilakukan sendiri karena seringkali ketika emosi muncul dan sesudah-sudahnya dirasakan oleh khalayak kendali atas proses yang sedang sira alami menjadi lemah dan dapat berwibawa buruk pada dirinya. Mindfulness dan trance dapat digunakan, secara gabungan, cak bagi mengatasi respon maladaptif dan membangun respon adaptif yang bau kencur. Kedua kondisi kesadaran ini berlainan sahaja memiliki kesamaan, kerumahtanggaan konteks terapi, yaitu keduanya dapat mengubah perhatian atau persepsi kerjakan mencapai goal terapeutik. DR. Adi W. Gunawan, CCH. President of Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology Indonesia Leading Expert in Mind Technology President of Gabungan Hipnoterapi Klinis Indonesia AHKI Facebook Adi W Gunawan Twitter adiwgunawan * Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, mari WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 sahaja dengan ketik introduksi sentral yang diinginkan.

cara mudah memasuki kondisi trance