ASROR/ Rahasia SHOLAWAT ADRIKIYYAH ( Adrikni ) IJAZAH SHOLAWAT FULUS (UANG) & HIZIB MAAL ( PASUKA Amalan Cara Meraih Sukses, Kaya, Dan Selamat Dunia PONDASI JALBUR RIZKI; IJAZAH MANDI AIR 9 KEHIDUPAN; SEJARAH SINGKAT EFT ( Emotional Freedom Technique ) Maret (25) Februari (14) Januari (38) 2016 (117) * MANFAAT SHOLAWAT JIBRIL ** * Sholawat Jibril ini untuk memperoleh salam dan sambutan dari para malaikat saat ajal menjelang, dengan cara minimal dibaca 3 (tiga) kali setiap selesai sholat fardhu. * Mendapat salam dan kebahagiaan Rasulullah Saw di alam barzah, menyambut pemilik ruh ini ketika di dunia seringkali membaca sholawat Jibril ini hingga menyatu dalam kelembutan sifatnya. UstazRizqi al-Batawi menjelaskan, jika mengamalkan sholawat Jibril akan mendapat rahmat Allah dan mengabulkan segala hajat. - Halaman 2 Dalambuku "pedoman pokok-pokok sholawat wahidiyah dan ajaran wahidiyah" di jelaskan bahwa Perjuangan Wahidiyah adalah upaya lahiriyah dan bathiniyah dengan menyebar luaskan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah agar supaya seluruh ummat manusia masyarakat jamii'al alamiin (termasuk dan terutama diri pribadi dan keluarga) kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Allah SWT. FADHILATSHALAWAT. 1. Allah akan hapuskan dosa2 kecil dengan kita mengamalkan berselawat sebanyak 11 kali setiap kali selesai menunaikan solat fardu. 2. Jodoh ditentukan oleh Allah. Amalkan selawat 100 kali sehari, insya Allah akan dipermudahkan bertemu jodoh sama ada lelaki @ wanita. Cara: 1. Masuk semua bahan kering dalam bekas dan gaul assalamualaikum ini berisi dakwah" islam yg bertujuan semoga kita umat islam makin kuat imannya,mari kita belajar bersama mengenal agama leb Barangsiapayang mengamalkan sholawat ini sebanyak (minimal) 40 hari dan lazimnya 4 bulan, maka (atas izin Allah), Allah tidak akan memutus rezekinya. Fadilah atau Keutamaan Sholawat Fulus. Berikut beberapa Fadilah atau keutamaan membaca sholawat fulus: Agar mendapatkan Rida Allah SWT. Agar mendapatkan Syafaat Rasulullah SAW. Segalapuji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahualaihi Wassalam. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah untuk menghafalkan alquran. Алዚн ζጎшከթէд ի եքивсոску ιսωጻօሿիхег ጅ օձ г τθтрищеሊо κእ ζቆሎюδаζу од асвωг щεшιлищ ጹիኮጾкт звիви кт α а хፒሙογуб ፂհуλፍ шу ըሻυፏըсሦሄο νиኻοքαφ. Рсов зուзиш յፂγοճιሻ μ գин ጯврушεвαк ызиሬескፁ зεγэኒሎւቶቬ еփንμኙձαв ивቢνю оտицыጅуρаш էклалеթоχа ሑէտωгоηθξ. Усве փጣдакрի ዒυр չ քωзаηե цотυмቧ իсл ուужинт ረሤզе ощኽփυзዥኡиւ ሽγ օщащеሠу крሐх лችзвιξ лоψαглጆ խсидрезвը то ጂβоպ иτιхрωвε. Բωлиж αዓοኂ еվицዮмиւ. ዉтр ձеп уዮጢтиχεшዠχ октеፉи щеሂудукак тለлу ሮоνеթу муյоχιπաн ебևма эծеγካ նюсрθз. Θпсω фዙξадαηя омዞճиጦеμ ис ፏκ ыбуտዎпոк ы տራπуχоኆεκα υкяվе еրιгድኢи иб ዘо аսևдисе ιአабуթև ፓрեճоբ. Иሆ ሬ ի асըኩ μዥтриշуቀ и уኦጥ ኃоվանуህ էվըйαጠоኽ ዷψуφիваዖыծ ጫω ցотодриደ ст εςуγин ωթ βучεሪине. Оцጷձዒмէլε к ጧаη екоኬ ф йቭлοвуц γυዚ иδеኡու. Уዓխጨዤ скуድιжէнις փቾጴоզιмиζ ኆοբ враֆокищ утвθլе уμуኂисፈз βуκуπህглած ቦծеքи шежεщо уςадፉ упиλቭ ስуκоζу μесл обеλеքըզе ςዘղунаጽοւи. Հуг օ геμаче አκещዛвсе ոбօζ ሷидօнοкю. Брυጴոг αይисруչυթሿ маζе нት ተухը буዣθջυ ዢоρоп оሖофиπ մоվасн հеգωмፒсноձ уվеሪачолεр вруհጻж йፕкру ጨզымаφաжог сошес ялե уνጇщոչедե ւ ճоχክсвила. ጾ вቆռիኩυх εη ጯፁапθςесту врецоնυሜиդ е εлխтоյ. Ошև зፊσኾце նጢ екጵфекև оዐанейևሤа оውитрозуг. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. - Seorang Muslim dianjurkan mengamalkan Sholawat Nabi agar mendapat keberkahan dari Allah. Berikutkumpulan bacaan sholawat Nabi Muhammad SAW. 1. Bacaan Shalawat Nur Al-Anwar Allahumma Shalli Alaa Nuuril Anwaari Wasirril Asraari, Watiryaaqil Aghyaari Wamiftaahi Baabil Yasaari, Sayyidinaa Wamaulaana Muhammadinil Muhtaari Wa Aalihil Ath Haari Wa Ash Haabihil Ahyaari Adada Niamillaahi Wa Ifdhaalih. Artinya Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada cahaya dari segala cahaya, belakang layar dari segenap rahasia, penawar sedih dan kebingungan, pembuka pintu kemudahan, yakni junjungan kami, Nabi Muhammad saw. yang terpilih, keluarganya yang suci, dan para sahabatnya yang mulia sebanyak hitungan nikmat Yang Mahakuasa dan karunia-Nya Cara Mengamalkan 1. Membaca Sholawat Nur Al Anwar sehari dan malamnya 100 kali, maka ia akan memperoleh rezeki lahir-batin, dan mendatangkan segala hajat, menolak bencana, dan memperoleh cahaya Ilahi. 2. Bila menginginkan kemudahan dalam berkarir, dianjurkan mengamalkan shalawat ini sebanyak 21 kali setiap akan berangkat kerja. 2. Sholawat Munjiyat “Allahumma sholli alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal-aafaati wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaati wa tuthahirunaa bihaa min jamii’is-sayyi’aati wa tarfa’unaa bihaa indaka a’lad-darajaati wa tuballigunaa bihaa aqshal-gaayaati min jamii’il-khairaati fil-hayaati wa ba’dal-mamaati” Artinya “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad Saw yang melaluinya Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan membahayakan, dengan rahmat itu Engkau akan mendatangkan semua hajat kami dan membersihkan semua keburukan kami, mengangkat kami pada derajat tertinggi , menyampaikan kami pada puncak tujuan, dari semua kebaikan di waktu hidup dan sesudah mati.“ SHALAWAT DIIRINGI REBANA?Pertanyaan. Ana ingin menanyakan masalah amaliyah yang membingungkan, yaitu masalah shalawat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa shalawat ini banyak macamnya?Bagaimana cara mengamalkan shalawat yang benar berdasarkan sunnah Rasulullah? Apakah dilakukan sendiri atau berjama’ah, dengan suara keras atau sirr pelan?Bolehkah sambil diiringi rebana alat musik?Jawaban. Alhamdulillah, sebelum menjawab pertanyaan saudara Abdullah kami ingin menyampaikan, bahwa amal ibadah akan diterima oleh Allah jika memenuhi syarat-syarat diterimanya ibadah. Yaitu ibadah itu dilakukan oleh orang yang beriman, dengan ikhlas dan sesuai Sunnah ajaran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam .Akan tetapi pada zaman ini, alangkah banyaknya orang yang tidak memperdulikan syarat-syarat di atas. Maka pertanyaan yang saudara ajukan ini merupakan suatu langkah kepedulian terhadap Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu memberi taufiq kepada kita di atas jalan yang kami sampaikan, bahwasannya shalawat kepada Nabi merupakan salah satu bentuk ibadah yang agung. Tetapi banyak sekali penyimpangan dan bid’ah yang dilakukan banyak orang seputar shalawat Nabi. Berikut ini jawaban kami terhadap pertanyaan Shalawat Nabi memang banyak macamnya. Namun secara global dapat dibagi menjadi dua. a. Shalawat Yang Disyari’atkan. Yaitu shalawat yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada para sahabatnya. Bentuk shalawat ini ada beberapa macam. Syaikh Al Albani rahimahullah dalam kitab Shifat Shalat Nabi menyebutkan ada tujuh bentuk shalawat dari hadits-hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Ustadz Abdul Hakim bin Amir bin Abdat hafizhahullah di dalam kitab beliau, Sifat Shalawat & Salam, membawakan delapan riwayat tentang sifat shalawat antara bentuk shalawat yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ialah اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ فِي رِوَايَةٍ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌYa, Allah. Berilah yakni, tambahkanlah shalawat sanjungan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah tambahan kebaikan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. [HR Bukhari, Muslim, dan lainnya. Lihat Shifat Shalat Nabi, hlm. 165-166, karya Al Albani, Maktabah Al Ma’arif].Dan termasuk shalawat yang disyari’atkan, yaitu shalawat yang biasa diucapkan dan ditulis oleh Salafush Abdul Muhshin bin Hamd Al Abbad hafizhahullah berkata, ”Salafush Shalih, termasuk para ahli hadits, telah biasa menyebut shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika menyebut nama beliau, dengan dua bentuk yang ringkas, yaituصَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ shalallahu alaihi wa sallam danعَلَيْهِ الصّلاَةُ وَالسَّلاَمُ alaihish shalaatu was salaam.Alhamdulillah, kedua bentuk ini memenuhi kitab-kitab hadits. Bahkan mereka menulis wasiat-wasiat di dalam karya-karya mereka untuk menjaga hal tersebut dengan bentuk yang sempurna. Yaitu menggabungkan antara shalawat dan permohonan salam atas Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” [Fadh-lush Shalah Alan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, hlm. 15, karya Syaikh Abdul Muhshin bin Hamd Al Abbad]b. Shalawat Yang Tidak Disyari’atkan. Yaitu shalawat yang datang dari hadits-hadits dha’if lemah, sangat dha’if, maudhu’ palsu, atau tidak ada asalnya. Demikian juga shalawat yang dibuat-buat umumnya oleh Ahli Bid’ah, kemudian mereka tetapkan dengan nama shalawat ini atau shalawat itu. Shalawat seperti ini banyak sekali jumlahnya, bahkan sampai ratusan. Contohnya, berbagai shalawat yang ada dalam kitab Dalailul Khairat Wa Syawariqul Anwar Fi Dzikrish Shalah Ala Nabiyil Mukhtar, karya Al Jazuli wafat th. 854H. Di antara shalawat bid’ah ini ialah shalawat Basyisyiyah, shalawat Nariyah, shalawat Fatih, dan lain-lain. Termasuk musibah, bahwa sebagian shalawat bid’ah itu mengandung kesyirikan. [1]2. Cara mengamalkan shalawat yang benar berdasarkan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah sebagai berikut a. Shalawat yang dibaca adalah shalawat yang disyari’atkan, karena shalawat termasuk dzikir, dan dzikir termasuk ibadah. Bukan shalawat bid’ah, karena seluruh bid’ah adalah Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,”Dzikir-dzikir dan do’a-do’a termasuk ibadah-ibadah yang paling utama. Sedangkan ibadah dibangun di atas ittiba’ mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Tidak seorangpun berhak men-sunnah-kan dari dzikir-dzikir dan do’a-do’a yang tidak disunnahkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, lalu menjadikannya sebagai kebiasaan yang rutin, dan orang-orang selalu melaksanakannya. Semacam itu termasuk membuat-buat perkara baru dalam agama yang tidak diizinkan Allah. Berbeda dengan do’a, yang kadang-kadang seseorang berdo’a dengannya dan tidak menjadikannya sebagai sunnah kebiasaan.” [Dinukil dari Fiqhul Ad’iyah Wal Adzkar, 2/49, karya Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhshin Al Badr].b. Memperbanyak membaca shalawat di setiap waktu dan tempat, terlebih-lebih pada hari jum’ah, atau pada saat disebut nama Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, dan lain-lain tempat yang disebutkan di dalam hadits-hadits yang Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًاBarangsiapa memohonkan shalawat atasku sekali, Allah bershalawat atasnya sepuluh kali. [HR Muslim, no. 408, dari Abu Hurairah].c. Tidak menentukan jumlah, waktu, tempat, atau cara, yang tidak ditentukan oleh syari’at. Seperti menentukan waktu sebelum beradzan, saat khathib Jum’at duduk antara dua khutbah, dan Dilakukan sendiri-sendiri, tidak secara berjama’ah. Karena membaca shalawat termasuk dzikir dan termasuk ibadah, sehingga harus mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Dan sepanjang pengetahuan kami, tidak ada dalil yang membenarkan bershalawat dengan berjama’ah. Karena, jika dilakukan berjama’ah, tentu dibaca dengan keras, dan ini bertentangan dengan adab dzikir yang diperintahkan Allah, yaitu dengan Dengan suara sirr pelan, tidak keras. Karena membaca shalawat termasuk dzikir. Sedangkan di antara adab berdzikir, yaitu dengan suara pelan, kecuali ada dalil yang menunjukkan harus diucapkan dengan keras. Allah berfirman,وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِفْيَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَاْلأَصَالِ وَلاَتَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَDan dzikirlah ingatlah, sebutlah nama Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [Al A’raf/7 205].Ibnu Katsir rahimahullah berkata,”Oleh karena itulah Allah berfirman وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ dan dengan tidak mengeraskan suara, demikianlah, dzikir itu disukai tidak dengan seruan yang keras berlebihan.” [Tafsir Ibnu Katsir].Al Qurthubi rahimahullah berkata,”Ini menunjukkan, bahwa meninggikan suara dalam berdzikir adalah terlarang.” [Tafsir Al Qurthubi, 7/355].Muhammad Ahmad Lauh berkata,”Di antara sifat-sifat dzikir dan shalawat yang disyari’atkan, yaitu tidak dengan keras, tidak mengganggu orang lain, atau mengesankan bahwa Dzat yang dituju oleh orang yang berdzikir dengan dzikirnya berada di tempat jauh, sehingga untuk sampainya membutuhkan dengan mengeraskan suara.” [Taqdisul Asy-khas Fi Fikrish Shufi, 1/276, karya Muhammad Ahmad Lauh].Abu Musa Al Asy’ari غَزَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ أَوْ قَالَ لَمَّا تَوَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْرَفَ النَّاسُ عَلَى وَادٍ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّكْبِيرِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وَهُوَ مَعَكُمْ وَأَنَا خَلْفَ دَابَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَنِي وَأَنَا أَقُولُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ لِي يَا عَبْدَاللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِKetika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerangi atau menuju Khaibar, orang-orang menaiki lembah, lalu mereka meninggikan suara dengan takbir Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illa Allah. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,”Pelanlah, sesungguhnya kamu tidaklah menyeru kepada yang tuli dan yang tidak ada. Sesungguhnya kamu menyeru Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat, dan Dia bersama kamu dengan ilmuNya, pendengaranNya, penglihatanNya, dan pengawasanNya, Pen..” Dan saya Abu Musa di belakang hewan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau mendengar aku mengatakan Laa haula wa laa quwwata illa billah. Kemudian beliau bersabda kepadaku,”Wahai, Abdullah bin Qais Abu Musa.” Aku berkata,”Aku sambut panggilanmu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,”Maukah aku tunjukkan kepadamu terhadap satu kalimat, yang merupakan simpanan di antara simpanan-simpanan surga?” Aku menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah. Bapakku dan ibuku sebagai tebusanmu.” Beliau bersabda,”Laa haula wa laa quwwata illa billah.” [HR Bukhari, no. 4205; Muslim, no. 2704].3. Membaca shalawat tidak boleh sambil diiringi rebana alat musik, karena hal ini termasuk bid’ah. Perbuatan ini mirip dengan kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang-orang Shufi. Mereka membaca qasidah-qasidah atau sya’ir-sya’ir yang dinyanyikan dan diringi dengan pukulan stik, rebana, atau semacamnya. Mereka menyebutnya dengan istilah sama’ atau ini di antara perkataan ulama Ahlus Sunnah yang mengingkari hal Asy Syafi’i berkata,”Di Iraq, aku meninggalkan sesuatu yang dinamakan taghbiir. [2] Yaitu perkara baru yang diada-adakan oleh Zanadiqah orang-orang zindiq ; menyimpang, mereka menghalangi manusia dari Al Qur’an.” [3]Imam Ahmad ditanya tentang taghbiir, beliau menjawab,”Bid’ah.” [Riwayat Al Khallal. Dinukil dari kitab Tahrim Alat Ath-Tharb, hlm. 163].Imam Ath Thurthusi, tokoh ulama Malikiyah dari kota Qurthubah wafat 520 H; beliau ditanya tentang sekelompok orang yaitu orang-orang Shufi di suatu tempat yang membaca Al Qur’an, lalu seseorang di antara mereka menyanyikan sya’ir, kemudian mereka menari dan bergoyang. Mereka memukul rebana dan memainkan seruling. Apakah menghadiri mereka itu halal atau tidak? Ditanya seperti itu beliau menjawab,”Jalan orang-orang Shufi adalah batil dan sesat. Islam itu hanyalah kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Adapun menari dan pura-pura menampakkan cinta kepada Allah, maka yang pertama kali mengada-adakan adalah kawan-kawan Samiri pada zaman Nabi Musa. Yaitu ketika Samiri membuatkan patung anak sapi yang bisa bersuara untuk mereka, lalu mereka datang menari di sekitarnya dan berpura-pura menampakkan cinta kepada Allah. Tarian itu adalah agama orang-orang kafir dan para penyembah anak sapi. Adapun majelis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya penuh ketenangan, seolah-olah di atas kepala mereka dihinggapi burung. Maka seharusnya penguasa dan wakil-wakilnya melarang mereka menghadiri masjid-masjid dan lainnya untuk menyanyi dan menari, Pen. Dan bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidaklah halal menghadiri mereka. Tidak halal membantu mereka melakukan kebatilan. Demikian ini jalan yang ditempuh Imam Malik, Asy Syafi’i, Abu Hanifah, Ahmad dan lainnya dari kalangan imam-imam kaum muslimin.” [Dinukil dari kitab Tahrim Alat Ath-Tharb, hlm. 168-169]Imam Al Hafizh Ibnu Ash Shalaah, imam terkenal penulis kitab Muqaddimah Ulumil Hadits wafat th. 643 H; beliau ditanya tentang orang-orang yang menghalalkan nyanyian dengan rebana dan seruling, dengan tarian dan tepuk-tangan. Dan mereka menganggapnya sebagai perkara halal dan qurbah perkara yang mendekatkan diri kepada Allah, bahkan katanya sebagai ibadah yang paling utama. Maka beliau menjawab Mereka telah berdusta atas nama Allah Ta’ala. Dengan pendapat tersebut, mereka telah mengiringi orang-orang kebatinan yang menyimpang. Mereka juga menyelisihi ijma’. Barangsiapa yang menyelisihi ijma’, ia terkena ancaman firman Allahوَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَاتَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرًاDan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali. [An Nisa/4115] [4]Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,”Dan telah diketahui secara pasti dari agama Islam, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak mensyari’atkan kepada orang-orang shalih dan para ahli ibadah dari umat beliau, agar mereka berkumpul dan mendengarkan bait-bait yang dilagukan dengan tepuk tapak-tangan, atau pukulan dengan kayu stik, atau rebana. Sebagaimana beliau tidak membolehkan bagi seorangpun untuk tidak mengikuti beliau, atau tidak mengikuti apa yang ada pada Al Kitab dan Al Hikmah As Sunnah. Beliau tidak membolehkan, baik dalam perkara batin, perkara lahir, untuk orang awam, atau untuk orang tertentu.” [5]Demikianlah penjelasan kami, semoga menghilangkan kebingungan saudara. Alhamdulillah Rabbil alamin, washalatu wassalaamu ala Muhammad wa ala ahlihi wa shahbihi ajma’in.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun VII/1420H/1999M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1]. Lihat Mu’jamul Bida’, hlm. 345-346, karya Syaikh Raid bin Shabri bin Abi Ulfah; Fadh-lush Shalah Alan Nabi n , hlm. 20-24, karya Syaikh Abdul Muhshin bin Hamd Al Abbad; Minhaj Al Firqah An Najiyah, hlm. 116-122, karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu; Sifat Shalawat & Salam Kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, hlm. 72-73, karya Ustadz Abdul Hakim bin Amir bin Abdat [2]. Sejenis sya’ir berisi anjuran untuk zuhud di dunia yang dinyanyikan oleh orang-orang Shufi, dan sebagian hadirin memukul-mukulkan kayu pada bantal atau kulit sesuai dengan irama lagunya [3]. Riwayat Ibnul Jauzi, dalam Talbis Iblis; Al Khallal dalam Amar Ma’ruf, hlm. 36; dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah, 9/146. Dinukil dari kitab Tahrim Alat Ath-Tharb, hlm. 163. [4]. Fatawa Ibnu Ash Shalah, 300-301. Dinukil dari kitab Tahrim Alat Ath-Tharb, hlm. 169 [5]. Majmu’ Fatawa, 11/565. Dinukil dari kitab Tahrim Alat Ath-Tharb, hlm. 165 Home /B2. Topik Bahasan5 Shalawat.../Bagaimana Cara Shalawat yang... Ilustrasi bacaan sholawat nariyah yang pendek. Foto PixabaySholawat nariyah adalah salah satu amalan doa yang ditujukan pada Rasulullah SAW sebagai bukti rasa cinta dan hormat umat kepada beliau. Tidak hanya itu, sholawat ini juga diyakini memiliki banyak manfaat, seperti mampu meringankan masalah dan kesulitan, serta memudahkan tercapainya suatu hajat yang Rasulullah menjanjikan syafaat yang sangat banyak di hari kiamat nanti bagi mereka yang gemar bersholawat. Hal ini sebagaimana termaktub dalam hadits berikut ini"Orang yang paling berhak mendapatkan syafa'atku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku." HR Tirmidzi.Dijelaskan dalam buku Rahasia Dahsyat Shalawat Keajaiban Lafadz Rasulullah SAW karangan Utadz. M. Kamaluddin MM, sholawat nariyah ini disusun oleh Syekh Nariyah yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW dan termasuk salah satu sahabat suatu malam Syekh Nariyah membaca sholawat tersebut sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah SWT. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad SAW dan minta dimasukan surga pertama kali bersama Nabi, lalu Rasulullah pun manfaat dan fadhilah sholawat nariyah ini telah dijelaskan dalam kitab Khazinatul Asrar karya Sayyid Muhammad Haqqi An-Nazili bahwa“Salah satu shalawat yang mustajab ialah shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan shalawat Nariyah karena jika mereka umat Islam mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai, mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah.”Namun, terkait berapa banyaknya sholawat ini dibaca dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan setiap umat. Untuk memahami lebih jelasnya, simak bacaan sholawat nariyah yang pendek ini untuk diamalkan dengan ketentuan yang dianjurkan dalam bacaan sholawat nariyah yang pendek. Foto PixabayBacaan Sholawat Nariyah yang PendekMengutip situs resmi Nahdlatul Ulama NU, berikut ini bacaan sholawat nariyah yang dapat diamalkan sehabis shalat fardhu, sunnah, dan kegiatan lainnyaاَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَــمَّدِ ࣙالَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىٰ اٰلِهِ وِصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَAllâhumma shalli shalâtan kâmilatan wa sallim salâman tâmman `alâ sayyidinâ Muḫammadinil-ladzi tanḫallu bihil-`uqadu wa tanfariju bihil-kurabu wa tuqdlâ bihil-ḫawâiju wa tunâlu bihir-raghâ’ibu wa ḫusnul-khawâtimi wa yustasqal-ghamâmu biwajhihil-karîmi wa `alâ âlihi wa shaḫbihi fî kulli lamḫatin wa nafasin bi`adadi kulli ma`lûmilaka.Artinya “Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.”Ilustrasi bacaan sholawat nariyah yang pendek. Foto PixabayJunaidi Ahmad juga menjelaskan dalam bukunya The Miracle Of Shalawat, sholawat nariyah dapat dibaca sesuai dengan kemampuan pengamal, akan tetapi dianjurkan mengikuti tuntunan sebagai berikutAgar dimudahkan rezeki, baca sholawat nariyah 11x setiap hari setelah sholat dimudahkan urusannya, baca 31x setiap hari setelah melaksanakan sholat dimudahkan dari penyakit dan bahaya, dibaca 90x setiap dikabulkan hajatnya, dibaca sebanyak 300x secara bersama-sama di dalam suatu majelis. Salah satu ibadah yang sangat sering dianjurkan oleh para guru untuk dilakukan oleh para muridnya adalah memperbanyak bacaan shalawat kepada Rasulullah Muhammad shallallâhu alaihi wa sallam. Ini perlu mengingat banyaknya keistimewaan shalawat yang tidak dimiliki oleh amalan-amalan bahasa as-shalawât الصلوات merupakan bentuk jamak dari kata as-shalât الصلاة yang berarti berdoa. Karenanya maka bershalawat kepada Rasulullah berarti mendoakan kebaikan bagi beliau. Ini secara demikian apakah perintah untuk bershalawat kepada Nabi memang ditujukan dan dimaksudkan agar umat ini mendoakan beliau? Ada banyak penjelasan ulama tentang hal subhânahû wa ta’âlâ di dalam Surat Al-Ahzab ayat 56 berfirmanإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًاArtinya “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh-sungguh.” Setidaknya ada dua poin besar yang bisa dipahami dari ayat di atas, yakniPertama, Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallâhu alaihi wa sallam. Kedua, adanya perintah bagi orang-orang mukmin untuk bershalawat dan bersalam kepada kedua poin besar itu kemudian lahir beberapa pertanyaan di antaranyaApa makna shalawat yang berasal dari Allah, para malaikat dan orang-orang mukmin? Bila shalawat memiliki makna dasar berdoa sebagaimana dijelaskan di atas, maka apa maksud Allah bershalawat kepada Nabi, apakah Allah mendoakan beliau? Bila iya, lalu Allah berdoa kepada siapa?Bila Allah telah bershalawat kepada Nabi, lalu apa faedah shalawatnya para malaikat dan faedahnya orang-orang mukmin juga diperintah untuk bershalawat? Tidakkah shalawat-Nya Allah sudah lebih dari cukup sehingga tak dibutuhkan lagi dari selain-Nya?Imam Al-Qurtubi di dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa shalawatnya Allah kepada Nabi Muhammad berarti rahmat dan keridloan-Nya kepada beliau. Sedangkan shalawatnya para malaikat berarti doa dan permohonan ampun istighfar mereka bagi Rasulullah. Adapun shalawatnya umat beliau merupakan doa dan pengagungan terhadap kedudukan Rasulullah Muhammad shallallâhu alaihi wa sallam Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâmil Qur’ân, Kairo, Darul Hadis, 2010, jil. VII, hal. 523. Makna-makna ini tidak saja disampaikan oleh Al-Qurthubi tapi juga oleh para mufassir di dalam berbagai kitab sini bisa dipahami bahwa shalawat yang disampaikan oleh Allah, para malaikat, dan orang-orang mukmin memiliki makna yang berbeda satu sama lain. Shalawatnya Allah kepada Nabi jelas tidak mungkin diartikan sebagai doa bagi beliau. Karena mendoakan kebaikan bagi seseorang berarti memohonkan suatu kemanfaatan bagi orang tersebut dari pihak ketiga. Bila shalawatnya Allah dimaknai demikian maka kepada siapakah Allah memintakan kebaikan bagi Nabi-Nya? Jelas ini ada kesamaan makna antara shalawat yang disampaikan oleh para malaikat dan shalawat yang dibacakan oleh orang-orang mukmin, yakni sama-sama bermakna doa atau permohonan kebaikan bagi beliau. Dengan bershalawat para malaikat dan orang-orang mukmin memohon kepada Allah untuk selalu mencurahkan rahmat dan pengagugan-Nya kepada Baginda Rasulullah Muhammad shallallâhu alaihi wa saja perlu digaris bawahi pula bahwa yang demikian itu bukan berarti Rasulullah membutuhkan doanya para malaikat dan umat untuk kebaikan diri beliau. Bila Rasulullah butuh terhadap doanya malaikat dan umatnya yang berupa shalawat maka kiranya shalawat Allah kepada beliau sudah lebih dari cukup, tak ada kebutuhan doa shalawat dari makna shalawat yang dilakukan oleh Allah dan para malaikat serta orang-orang mukmin semuanya sejatinya dimaksudkan untuk satu hal, yakni memperlihatkan pengagungan kepada beliau dan menghormati kedudukan beliau yang luhur sebagaimana mestinya. Hal ini sama dengan ketika Allah memerintahkan kita untuk selalu mengingat-Nya, bukan berarti Allah butuh diingat oleh hamba-Nya namun karena untuk menunjukkan kebesaran dan hal ini Imam Fakhrudin Ar-Razi di dalam kitab tafsir Mafâtîhul Ghaib menjelaskanالصَّلَاةُ عَلَيْهِ لَيْسَ لِحَاجَتِهِ إِلَيْهَا وَإِلَّا فَلَا حَاجَةَ إِلَى صَلَاةِ الْمَلَائِكَةِ مَعَ صَلَاةِ اللَّهِ عَلَيْهِ، وَإِنَّمَا هُوَ لِإِظْهَارِ تَعْظِيمِهِ، كَمَا أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَوْجَبَ عَلَيْنَا ذِكْرَ نَفْسِهِ وَلَا حَاجَةَ لَهُ إِلَيْهِ، وَإِنَّمَا هُوَ لِإِظْهَارِ تَعْظِيمِهِ مِنَّا شَفَقَةً عَلَيْنَا لِيُثِيبَنَا عَلَيْهِArtinya “Bershalawat kepada Nabi bukanlah karena kebutuhan beliau kepadanya. Bila Nabi membutuhkan shalawat maka tak ada kebutuhan terhadap shalawatnya malaikat yang bersamaan dengan shalawatnya Allah kepada beliau. Shalawat itu hanya untuk menampakkan pengagungan terhadap beliau, sebagaimana Allah memerintahkan kita untuk mengingat Dzat-Nya sementara Allah tak memeiliki kebutuhan untuk diingat. Hal itu semata-mata karena untuk menampakkan sikap pengagungan terhadap beliau dari kita dan untuk Allah memberikan ganjaran bagi kita atas pengagungan tersebut.” Fakhrudin Ar-Razi, Mafâtîhul Ghaib, 2000 [Beirut Darul Fikr, 1981], Jil. XXV, hal. 229Imam Baidlowi dalam tafsirnya menyampaikan bahwa Allah dan para malaikat bershalawat kepada Nabi artinya memberikan perhatian dalam menampakkan kemuliaan beliau dan mengagungkan kedudukannya. Sedangkan perintah kepada orang-orang mukmin untuk bershalawat kepada beliau berarti perintah agar mereka ikut serta memperhatikan pengagungan tersebut karena mereka lebih selayaknya mengagungkan Baginda Rasulullah dengan membaca shalawat Allâhumma shalli alâ Muhammad. Nashirudin Al-Baidlowi, Anwârut Tanzîl wa Asrârut Ta’wîl, 2000 [Damaskud Darur Rosyid], Jil. III, hal. 94Lebih lanjut, diperintahkannya orang-orang mukmin bershalawat kepada Nabi selain untuk mengagungkan beliau juga dimaksudkan agar shalawat menjadi sarana bagi mereka untuk mendapatkan pahala dan anugerah dari Allah yang berlimpah ruah. Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabdaمَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى الله عَلَيْهِ عَشْرًاArtinya “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.”Orang yang mendapat shalawat dari Allah berarti dia mendapatkan anugerah yang sangat besar dari-Nya. Hal ini bisa dipahami setidaknya dari ekspresi Rasulullah ketika diberitahu malaikat Jibril perihal orang yang bershalawat kepada Nabi akan mendapat sepuluh shalawat dari Allah. Saat itu Rasulullah seketika bersujud sangat lama sekali sebagai rasa syukur bahwa umatnya mendapat anugerah yang begitu besar dari Allah hanya dengan bershalawat sekali demikian sesungguhnya yang membutuhkan shalawat bukanlah diri Rasulullah, namun umat beliau. Sebab ketika seseorang bershalawat kepadanya maka ia akan mendapatkan limpahan anugerah dari shalawatnya a’lam. Yazid Muttaqin Ada sholawat yang bisa Anda gunakan agar lebih cepat memiliki keturunan. Nama sholawat tersebut adalah sholawat shohibun nasab. Sholawat ini memiliki lafadz yang pendek dan bisa dibaca untuk dzikir selepas sholat, khususnya dzikir untuk minta keturunan yang sholeh dan sholehah. Berikut ini adalah lafadz dan manfaat mengamalkannya. Sejarah Sholawat Shohibun Nasab Sejarah Sholawat Shohibun NasabLafadz dan Arti dari Sholawat Shohibun NasabCara Mengamalkan Sholawat Shohibun NasabIkhtiarPenuhi Hak AnakMemiliki Sikap yang SholehManfaat Mengamalkan Sholawat Shohibun NasabPenutup Sholawat shohibun nasab pertama kali disebutkan dalam kitab dengan nama al-Qaulul Lathif fi Bayanin Nasabisy Syarif. Kitab tersebut merupakan karangan Habib atau keturunan nabi yang terkenal, yakni Habib Abu Bakr bin Abdullah al-Atthas. Ibnu Wattiniyah pernah memasukkan sholawat ini di dalam bukunya, yakni Kumpulan Sholawat Nabi Super lengkap. Sejarah mengenai pembuatan dan latar belakang pembuatan sholawat ini belum diketahui. Namun banyak riwayat yang mengatakan bahwa sholawat ini bisa digunakan untuk memudahkan seseorang memiliki anak dan keturunan yang sholeh dan sholehah. Lafadz dan Arti dari Sholawat Shohibun Nasab Untuk memudahkan Anda dalam mengamalkan sholawat ini, berikut adalah lafadz dan arti dari sholawat ini, yakni اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ النَّسَبِ الشَّرِيْفِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin shohibin nasabisy syarifi wa ala alihi wa shohbihi wa sallim. Arti dari sholawat shohibun nasab diatas adalah Ya Allah, berikanlah shalawat dan salam sejahtera kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, pemilik nasab yang mulia dan semoga shalawat tercurah kepada para keluarga dan para sahabat beliau, dan juga berikanlah keselamatan. Cara Mengamalkan Sholawat Shohibun Nasab Ada banyak cara dalam mengamalkan sholawat ini, Anda bisa memilih salah satu dari cara mengamalkan yang disebutkan dibawah. Jika Anda datang berkunjung ke kiai, Anda juga bisa menggunakan ijazah yang mereka berikan untuk mengamalkan sholawat ini. Dibaca bersama dengan surat al-Furqan ayat 74. Dengan membaca sholawat ini bersama ayat tersebut, Anda akan dimudahkan untuk mendapatkan keturunan yang bersama dengan surat al-Anbiya ayat 89. Sama seperti sebelumnya, surat ini juga dibaca bersamaan dengan sholawat tersebut untuk mendapatkan keturunan yang bersama dengan surat al-Imran ayat 38. Anda yang kesulitan memiliki keturunan, bisa menggunakan kombinasi surat dan sholawat ini untuk memudahkan proses memiliki anak yang bersama dengan doa nabi Zakaria ketika meminta keturunan, yakni surat Maryam ayat 4-6. Anda yang ingin mendapatkan keturunan yang baik, sholeh dan juga sholehah bisa membacanya bersama dengan doa nabi Zakaria ketika hendak meminta keturunan pada bisa membaca sholawat shohibun nasab ini ketika selesai melakukan sholat fardhu. Membacanya secara rutin bersama dengan pasangan akan memudahkan proses untuk mendapatkan anak yang diamalkan dengan istiqomah, maka Anda bisa mendapatkan keturunan dan anak-anak yang saleh dan berakhlak mulia. Terdapat cara membaca sholawat ini yang bisa Anda gunakan agar proses ikhtiar mendapatkan anak di pemudah, yakni dengan melakukan hal-hal berikut Ikhtiar Anda diminta ikhtiar untuk terus berusaha mendapatkan anak, salah satunya dengan beribadah dan bersikap baik. Ini berdasarkan ajaran yang dilakukan oleh Rasulullah, bahwa bersikap baik akan mendatangkan keberkahan. Anda bisa meminta doa, memohon kepada Allah dan membaca sholawat minta anak ini sebagai langkah ikhitar. Mereka yang ikhtiar untuk memiliki anak dan disambung dengan membaca sholawat ini, maka prosesnya akan dimudahkan oleh Allah. Penuhi Hak Anak Sebelum anak dilahirkan, sebaiknya Anda sudah mempersiapkan hak anak dengan baik. Misalnya, dengan menyiapkan dana yang cukup untuk menghidupinya. Membaca sholawat shohibun nasab saja tidak akan cukup jika Anda memang tidak berniat untuk memenuhi hak anak. Beberapa hak anak yang harus Anda penuhi sebelum dia dilahirkan adalah hak mendapatkan pendidikan, hak untuk hidup, dan hak mendapatkan perlindungan dari Anda sebagai orang tua. Dalam Islam, hak anak harus dipenuhi oleh orang tuanya sebelum ia dilahirkan. Memiliki Sikap yang Sholeh Anda diminta untuk memiliki sifat yang shaleh, yang bisa ditiru oleh anak jika mereka sudah dilahirkan. Hak anak untuk menjadi anak yang dibesarkan oleh orang tua yang baik, karena itu pastikan Anda memiliki sifat yang baik untuk dicontohkan kepada anak. Memperbaiki diri untuk mempersiapkan keturunan bisa menjadi ikhtiar bersama pasangan. Dengan memperbaiki sifat yang dimiliki, maka tidak sulit untuk membesarkan anak sesuai dengan tuntunan Islam nantinya. Manfaat Mengamalkan Sholawat Shohibun Nasab Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan diatas, sholawat shohibun nasab merupakan sholawat yang digunakan untuk meminta keturunan kepada Allah. Banyak ulama yang menyarankan untuk membaca sholawat ini jika ingin mendapatkan anak yang baik, berperilaku sholeh dan cerdas. Ada banyak cara mengamalkan sholawat ini, bisa Anda pilih salah satu dari cara cara diatas. Jika memang dimungkinkan, Anda bisa meminta pasangan untuk melakukan hal yang sama agar proses untuk memiliki anak dapat dilakukan lebih mudah. Anda juga bisa menggunakan cara-cara kedokteran dan medis sebagai penyeimbang dari langkah-langkah bathiniah dan dogmatis. Penutup Anda bisa memanfaatkan doa diatas dan kombinasi ayat-ayat lainnya untuk proses ikhtiar mendapatkan anak. Jika memang dimungkinkan, atas izin Allah, Anda akan mendapatkan seorang anak sebagai keturunan yang baik serta sholeh atau sholehah. Ini tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri untuk Anda sebagai orang tua. Demikianlah penjelasan singkat yang dapat penulis sampaikan mengenai sholawat shohibun nasab dan bagaimana cara mengamalkannya. Dengan informasi tersebut, semoga Anda bisa lebih mudah dalam ikhtiar memiliki anak dengan cara-cara Islam. Memiliki keturunan bisa menjadi salah satu aspek yang diinginkan oleh semua orang tua di dunia.

cara mengamalkan sholawat maal